Hujan deras yang mengguyur kota Bandung sejak kemarin membuat Sungai Citarum meluap lagi. Ribuan warga di bantaran sungai Citarum seperti di Andir dan Cieunteung Kecamatan Baleendah kabupaten Bandung diungsikan lagi. “Warga mengungsi lagi dari semalam,” kata Usman Sayogi, Camat Baleendah saat dihubungi Kamis (18/3).
Air sungai mulai terlihat naik menjelang Mahgrib dan mencapai puncaknya hingga ketinggian dua meter pada tengah malam. Setidaknya 2358 jiwa dari 4010 jiwa warga kecamatan Baleendah yang terpaksa diungsikan. “Luapan air merendam 10 RW ” kata Japra, anggota satuan koordinasi bencana.
Hingga petang ini, ketinggian air belum surut. Sempat menurun siang ini sebelum Dzuhur sekitar 100-250 centimeter.
Usman mengaku menyiapkan enam titik pengungsian. Diantaranya gedung KNPI, gedung DPC PDIP, gedung Juang, Kwarcab, kampus UNIBA, dan Inkanas.”Kami siapkan lagi dua dapur umum.
Posko penampungan pengungsi di Kabupaten Bandung sejak semalam penuh akibat melimpahnya warga. Ratusan warga korban banjir di wilayah Dayeuhkolot yang tidak tertampung terpaksa mengungsi di jalan. “Banyak warga yang mengungsi di pinggir jalan. Air bahkan sudah masuk ke halaman kantor,” kata Numan, Camat Dayeuhkolot saat dihubungi Tempo, Sabtu (20/03).
Di Dayeuhkolot, setidaknya lima desa terendam akibat amukan Sungai Citarum. Ketinggian air di kawasan ini naik hingga 30 cm. Kondisi serupa juga terjadi di Andir dan Baleendah yang mencapai satu meter. Akibatnya, arus lalu lintas ke kawasan ini terputus. Dadang, warga RW 7 Rt 3 kecamatan Andir mengatakan bahwa sejak tadi malam warga kembali mengungsi. “Air lebih parah dari tanggal 18/03 kemarin,” katanya.
Seperti diketahui, sejak semalam luapan sungai Citarum meluas. Di Majalaya, air surut sempat surut pada pukul 01.30 WIB dini hari. Menurut Riki Wasito, anggota satuan bencana di kawasan ini, banjir terjadi karena banyak tanggul yang dibangun warga jebol lagi termasuk cekdam.