BERITA HARIAN |
Wakil Ketua PP Muhammadiyah Drs. H. Sutrisno Muhdam minta organisasi peserta pemilu (OPP) agar bisa mengambil hikmah dari hasil akhir pelaksanaan pemilu. Dari hasil Pemilu 1997 lalu, OPP hendaknya mampu melakukan introspeksi diri untuk lebih meningkatkan kualitas karya nyatanya di masa mendatang secara lebih optimistis. "Kita tidak perlu saling mencari kesalahan pihak lain. Semua apa yang telah kita dapat hendaknya diterima sebagai realisasi dari kepercayaan rakyat. OPP harus berterima kasih dan bersyukur. Terimalah semua yang ada sebagai karunia terbaik Tuhan," katanya menjawab pertanyaan wartawan, di Jakarta, Rabu (4/6).
Menurut Sutrisno, OPP yang mendapatkan kepercayaan lebih tinggi dari rakyat harus mampu untuk lebih meningkatkan tanggung jawabnya di masa mendatang. Sedang OPP yang mendapat lebih sedikit hendaknya tidak terlalu lama berlarut-larut dengan kesedihan dan kekecewaan.
Seluruh jajaran komponen bangsa agar bersiap-siap dengan tugas yang lebih berat di masa depan dalam rangka melaksanakan pembangunan nasional demi mewujudkan peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Sebab berapa pun hasil suara yang didapat dalam pemilu merupakan sebuah kepercayaan rakyat yang harus dihargai. "Suara rakyat adalah amanat yang harus diemban dengan sebaik-baiknya. Jangan kecewakan rakyat. Penolakan terhadap amanat rakyat merupakan sikap durhaka yang harus dipertanggungjawabkan pada Tuhan kelak," tegas Sutrisno.
Semua OPP hendaknya mampu mengembangkan sikap optimisme dan bisa menatap masa depan yang lebih cerah. dengan mengedepankan kepentingan nasional yang lebih luas dan besar. Dengan begitu, OPP tidak perlu lagi mengingat-ingat luka lama yang sudah terjadi selama masa kampanye dan Pemilu 1997. "Yang sudah ya sudahlah. Kita harus optimis terus. Kalau belum berhasil dalam pemilu kali ini, ya kita bersiap-siap untuk merancang perjuangan pada pemilu mendatang. Kita tidak boleh pesimis dalam menghadapi hidup ini. Sebab sikap pesimis akan menjadikan kita beku dan mati. Hidup ini kan perjuangan terus menerus tanpa henti," ujarnya.
Menjawab pertanyaan, Sutrisno juga menilai bahwa pemilu merupakan sebuah wahana untuk menyatukan tekad kekuatan bangsa untuk melanjutkan pembangunan. Satu kekuatan dengan kekuatan lain harus bisa bersatu dalam rangka menghadapi berbagai tantangan pembangunan di masa mendatang.
Karena itu, kita tidak boleh menjadikan pemilu sebagai ajang kemarahan dan mencari musuh. Pemilu hendaknya dijadikan sebagai ajang untuk semakin merekatkan jiwa persaudaraan dan kekeluargaan antarkita. Pemilu harus mampu lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. "Antara ketiga OPP itu bukan musuh tetapi saudara. Jadi, segera sembuhkan luka-luka lama terutama yang terjadi di masa kampanye. Sekarang kita harus berani membangun solidaritas dan ukhuwah melalui silaturrahmi. Tugas di masa mendatang lebih berat lagi. Semua kita harus bisa ikut berkiprah dalam membangun bangsa. Ini yang mesti kita perebutkan, yakni semangat berlomba-lomba untuk membangun di jalan kebaikan," tuturnya.
Berbagai masalah dan kesalahan dalam pelaksanaan pemilu merupakan hal yang wajar dan biasa. Sebab, tidak seorang pun manusia yang bisa terlepas dari kesalahan. Berbagai pelanggaran pemilu itu hendaknya bisa diselesaikan melalui kelembagaan dan mekanisme sesuai aturan main yang berlaku. Sebagai negara hukum, kita harus mampu menyelesaikan persoalan pemilu itu sesuai hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
''Ini sikap fair namanya. Dalam pemilu, kita bersaing dengan baik. Hasilnya, kita terima dengan baik dan lapang dada. Semua persoalan yang terjadi, kita juga selesaikan dengan baik-baik. Jangan lalu marah-marah di luar. Nggak enak kan didengar orang lain. Kita harus lebih mendahulukan kepentingan bangsa yang lebih besar. Bahwa ada yang kurang puas, kita akui dan hal itu wajar. Karenanya, lalu masing-masing kita harus bisa berintrospeksi diri untuk melaksanakan tugas-tugas di masa mendatang yang lebih baik lagi," demikian Sutrisno Muhdam. (Media Center)
Kembali ke Berita Harian