BERITA HARIAN


Moestahid Astari: Golkar Tidak Grogi Hadapi Gertakan Politik '

Golkar tidak grogi menghadapi gerakan-gerakan yang mencoba melakukan gertakan politik belakangan ini. Karena, konsolidasi yang dilakukannya telah menjadikan Golkar makin percaya diri dalam memasuki tahapan-tahapan pemilu. "Kita justru menyerukan kepada ketiga OPP lebih waspada jangan sampai gerbongnya disusupi unsur-unsur destruktif bangsa yang ingin memakai kampanye sebagai sarana untuk membuat pesta kerusuhan. Waspadalah, OPP jangan sampai dijadikan kendaraan politik untuk menggagalkan pemilu," tegas Wakil Sekjen Golkar Achmad Moestahid Astari di Jakarta, Minggu (11/5) menanggapi isu-isu yang berkembang selama ini.

Diingatkan, memasuki putaran keenam ini suhu politik memang makin meningkat, namun ketiga OPP hendaknya mampu mengendalikan diri sehingga tidak kebablasan. Masing-masing perlu menjaga ritme yang toleran sehingga kampanye ini berjalan dengan damai. "Sebab apa? Kembali lagi saya tegaskan, pemilu bukan tujuan tapi sarana untuk memilih wakil-wakil rakyat, serta untuk menentukan arah pembangunan bangsa dan negara di masa mendatang. Karenanya, marilah kita jaga terus persatuan dan kesatuan bangsa yang telah sama-sama kita ciptakan. Jangan malah menabur benih-benih permusuhan di antara kita," katanya.

Kepada seluruh kader Golkar, Moestahid meminta jangan ikut-ikutan menari di atas gendang yang dimainkan pihak lain, terlebih lagi para unsur-unsur destruktif yang ingin menggagalkan pemilu. Mendekati tanggal 29 Mei, semua kader Golkar harus semakin merapatkan barisan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.

Soal Konglomerasi
Menjawab pertanyaan soal konglomerasi, Moestahid menegaskan, selaku orsospol terbesar, Golkar terus berupaya untuk mencegah terciptanya konglomerasi di Indonesia. Sebab, kita sadar bahwa konglomerasi itu mematikan sendi-sendi perekonomian rakyat. "Yang menjadi konsentrasi Golkar adalah bagaimana supaya rakyat kita ini makin hari makin meningkat kesejahteraannya. Golkar tidak pernah mencita-citakan terciptanya konglomerasi di tanah air ini. Melalui wakil-wakilnya di DPR, Golkar selalu melakukan kontrol agar tidak lahir konglomerasi. Jadi, terhadap soal satu ini, kita tidak hanya omong di atas kertas," katanya.

Golkar juga tidak menginginkan perekonomian nasional dihinggapi penyakit-penyakit pembangunan seperti korupsi, kolusi, nepotisme dan monopoli. Konsep yang dikembangkan Golkar dalam rangka menciptakan keadilan ekonomi ini adalah dengan mengedepankan pemerataan.

Golkar tidak ingin konsepnya tercampakkan oleh penyakit-penyakit tersebut. Karenanya, Golkar terus mengembangkan konsep pemberdayaan ekonomi rakyat dengan memberikan perlindungan dan kesempatan kepada rakyat sebagai pelaku ekonomi sehingga peranannya makin meningkat. Caranya antara lain dengan mengadakan langkah-langkah deregulasi ekonomi dan debirokratisasi.

Jadi dalam memerangi dan memberantas korupsi, kolusi, nepotisme dan monopoli, Golkar menjadi kampiunnya sehingga tidak main-main atau asal bicara, tetapi dengan konsep-konsep yang matang. "Kalaupun sekarang ini masih terjadi, Golkar selalu meminta supaya pemerintah menegakkan dan melaksanakan law inforcement, bukan malah menutup-nutupi. Kita tidak ingin penyakit itu terus menggerogoti tubuh bangsa ini," tandas Moestahid.



Kembali ke Berita Harian