BERITA HARIAN |
JAKARTA - Rais Aam Syuriah PBNU KH Ilyas Ruhiyat memperingatkan tiga OPP agar berhati-hati dalam berkampanye. Sebab, katanya, jangan sampai karena ada kampanye, masyarakat dan umat justru dirugikan. "OPP harus mengutamakan keselamatan masyarakat dan umat," katanya kepada wartawan, Senin (12/5) di rumahnya di Jalan Taman Amir Hamzah, Matraman, Jakpus. Dengan sikap demikian, katanya, maka segala tindakan selama berkampanye harus disesuai-kan dengan aturan dan ketentuan yang telah disepakati bersama tiga OPP.
Agar tak merugikan umat, lanjutnya, maka semua OPP harus melandasi saling pengertian dan menghormati serta penuh tanggung jawab. Kepada wartawan, KH Ilyas Ruhiyat mengingatkan juga bahwa pada hakikatnya kampanye merupakan satu wadah untuk menawarkan program dari masing-masing OPP.
"Dengan demikian masyarakat dapat memilih OPP sesuai dengan hati nuraninya," tutur pengasuh PP Cipasung itu. Supaya iklim kondusif itu terwujud, Ruhiyat menasehati agar para jurkam maupun peserta kampanye tidak mengeluarkan kata-kata kotor dan yang menyinggung OPP lain. Tokoh NU ini mengharapkan agar kalangan OPP mampu menghindarkan upaya menghalalkan segala cara untuk memenangkan pemilu.
Diakuinya, akhir-akhir ini telah terjadi gesekan antar-OPP saat berkampanye. Tapi, katanya, hal itu masih dalam tingkat kewajaran.
Mengapa? Dia jawab karena masing-masing OPP mempunyai keinginan untuk meraih dukungan suara sebanyak-banyaknya. "Namun demikian OPP harus mampu mengendalikan dan menahan diri agar tak terjadi gesekan yang dapat menimbulkan malapetaka bagi umat."
Tapi mengomentari tentang situasi kampanye belakangan ini, Ruhiyat yakin semua OPP dapat melaksanakan kampanye sesuai aturan yang ada. Karenanya dia juga kurang sependapat jika masa kampanye yang harusnya berakhir pada 23 Mei nanti diperpendek. "Sepanjang kampanye diadakan secara bertanggung jawab dan menjaga kepentin-gan bersama, ya tak perlu masa kampanye diperpendek," kata Kyai NU ini.
Menurut Ruhiyat, memang ada yang harus diwaspadai dari ja-lannya kampanye selama ini. Menyoroti kampanye dialogis, dia menilai kebanyakan kampanye dialogis tak jalan karena massa lebih suka memilih berjoget-joget di depan panggung terbuka atau memil-ih berkonvoi di jalan-jalan.
Berkonvoi, katanya, dapat saja menjurus kontraproduktif. "Bukan menarik simpati tapi justru menimbulkan antipati di kalan-gan masyarakat," Ruhiyat mengingatkan.
Kembali ke Berita Harian