BERITA HARIAN


H.A. Mustahid Astari : Jangan Main Fitnah

Dalam melaksanakan berkampanye hendaknya setiap OPP tidak melancarkan fitnahan dan tuduhan keji dengan tujuan untuk meraih kursi sebanyak-banyaknya. Tindakan seperti itu tidak saja merugikan orang lain tetapi dikecam oleh Tuhan. Jurkamnas Golkar HA Moestahid Astari menyatakan hal itu di depan ratusan ribu massa yang memadati alun-alun di Ponorogo, Minggu (18/5). Menurutnya, untuk kepentingan jangka pendek ada OPP dengan sengaja melancarkan fitnah dan tuduhan kepada Golkar. Fitnah itu antara lain menyebutkan, Golkar telah menduduki posisi mayoritas tunggal (single majority) dalam lima kali pemilu tetapi telah mengabaikan kepentingan rakyat.

Menurutnya, fitnah dan tuduhan seperti itu hanyalah usaha dangkal untuk meracuni rakyat. Ia mengimbau, dalam usaha meraih dukungan dari rakyat hendaknya jangan ada yang sengaja menyebar fitnah keji seperti itu. "Kepentingan rakyat mana yang diabaikan? Single majority yang kita pegang itu bukan untuk main serakah-serakahan. Golkar tidak pernah mengembangkan budaya serakah apalagi melakukan ekspansi kekuasaan," kata Wakil Sekjen DPP Golkar itu yang disambut oleh yel-yel bersemangat dari massa yang hadir.

Mengapa Golkar tetap berusaha untuk memperoleh mayoritas tunggal dalam pemilu kali ini. Pertama, katanya, Golkar menginginkan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kedua, Golkar ingin pembangunan dan pembaharuan terus berlanjut bahkan mengupayakan adanya peningkatan dan perluasan. Namun begitu, Golkar juga akan melakukan kritik konstruktif terhadap hasil-hasil pembangunan manakala ada yang masih bengkok dan tidak benar. Ketiga, Golkar ingin kepemimpinan nasional tetap di tangan Orde Baru. "Semuanya itu ditempuh Golkar melalui mekanisme konstitusi, demokrasi dan berdasarkan hukum. Dalam mengembangkan suasana konstitusional tersebut, Golkar selalu menjunjung tinggi semangat musyawarah untuk mencapai mufakat, bukan karena berposisi sebagai mayoritas tunggal lalu bertindak sewenang-wenang," kata Ketua FKP DPR itu.

Ia mengimbau agar pengalaman pahit di masa lalu itu dijadikan guru yang berharga. "Jangan rakyat kita racuni dengan isu-isu yang tidak benar. Pemimpin yang bijak tidak akan membuat rakyat menjadi keblinger. Percayalah, mayoritas tunggal yang dijalankan Golkar bukan untuk menang-menangan. Karena itu, jangan rakyat diajar bertengkar dengan sesamanya" katanya.



Kembali ke Berita Harian