BERITA HARIAN


BERKAT GOLKAR, SYIAR ISLAM SEMAKIN BERKEMBANG

Rois Syuriah PBNU, KH Ma`ruf Amin, Tokoh Muhamadiyah, Drs. H. Lukman Harun, dan Ketua Umum BKMT Dra. Hj. Tuty Alawiyah AS, sependapat bahwa kehidupan umat Islam dewasa ini sangat baik dan semarak. Hal ini didorong oleh program Golkar dalam mengembangkan kehidupan keagamaan di Indonesia.

Dalam perbincangan dengan wartawan di Media Center DPP Golkar, Selasa (20/5, ketiganya berpendapat bahwa pembangunan bidang keagamaan telah menunjukkan hasil-hasil yang berarti. Hal itu tercermin dengan kesemarakan dakwah yang kian berkembang di masyarakat. Selain itu, hasil-hasil pembangunan seperti UU Pendidikan Nasional, UU Peradilan, serta UU Perbankan yang memberi peluang bagi praktek-praktek usaha perbankan berdasar syariat Islam adalah contoh-contoh keberartian tersebut.

Berdasarkan hal itu pula, ketiganya sepakat bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini harus terus berlanjut. Jangan berhenti di tengah jalan. Bagi Tuty Alawiyah dan Lukman Harun, kenyataan tersebut adalah berkat dukungan Golkar. "Kita kini mengalami suasana kehidupan keagamaan yang terbaik. Aspirasi umat terakomodasi dengan baik," kata Tokoh Muhamadiyah Lukman Harun.

Golkar, menurut Tuty, dapat menjadi jalur perjuangan politik Islam. "Untuk kepentingan amar ma`ruf nahi munkar bagi kehidupan berkebangsaam," katanya. Keterlibatannya sendiri di Golkar, adalah untuk ikut serta mendorong keadaan baik sekarang ini bertambah lebih baik.

Menyinggung jalannya kampanye akhir-akhir ini, Rois Syuriah PBNU, Ma`ruf Amin, menyayangkan tindakan perusakan, kebrutalan dan kebringasan yang terjadi. "Seyogyanya, kita sebagai bangsa harus semakin dewasa dan mampu mengendalikan diri," katanya.

Akan halnya pelaksanaan pemilu, Ma`rif Amin menegaskan bahwa pemilu bukanlah hanya menyangkut hak tapi juga merupakan kewajiban. Setiap warganegara mempunyai hak pilih, tapi juga mempunyai kewajiban membangun kehidupan bangsa yang lebih baik. "Dalam pandangan Islam adalah wajib, paling tidak Fardlu Kifayah bagi masyarakat untuk melakukan pemilihan pemimpin atau imam sehingga kehidupan masyarakat dapat terpelihara," katanya.

Tentang hubungan NU dengan orsospol, ia menandaskan bahwa sejak 1984 NU kembali ke Khitah 1926, warga Nu bebas memberikan pilihan terhadap orsospol yang dipandang membawa kemanfaatan dan kemashlahatan. Maka diserukannya kepada warga NU, untuk melakukan pemilihan secara cerdas.

Menjawab pertanyaan tentang arti cerdas, ia mengatakan, "Memilih yang paling baik, yang paling manfaat, yang paling maslahat, pokoknya yang serba paling." (Media Center)



Kembali ke Berita Harian