BERITA HARIAN |
Ketua Umum DPP Golkar Bung Harmoko mengimbau, agar kader-kader Golkar di seluruh Indonesia untuk tetap waspada terhadap penyusupan, pemboncengan dari kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab. "Ini penting saya kemukakan, karena mereka telah mengembang-kan etika dan budaya politik yang tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 45. Dengan demikian tidak memberi nuansa kepada pelaksa-naan demokrasi Pancasila, sesuai dengan nilai-nilai yang kita kembangkan," ujarnya usai kampanye di Stadion Daeng Ompu Manam-bon, Mempawah, ibukota Kabupaten Pontianak, Selasa [20/5].
Sehubungan dengan aksi mereka yang dinilai telah menyimpang itu, lanjut Harmoko, Golkar mengimbau kepada aparat keamanan agar menindak tegas terhadap adanya penyusup-penyusup dalam kampanye Pemilu. Karena, penyusupan itu telah melakukan pengrusakan, mengganggu keamanan, membuat kerusuhan dan tidak mencerminkan pelaksanaan etika dan budaya Pancasila.
Selain itu, katanya, Golkar juga meminta agar aparat keama-nan melakukan pengusutan secara tuntas dan menindak para penyusup sesuai hukum yang berlaku, bila terbukti melakukan tindakan brutal. Bahkan, kata Harmoko, dalam mengembangkan sistem demokrasi Pancasila, kita tidak mentolerir adanya kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab, yang melakukan penyusupan terhadap kampanye Pemilu ketiga OPP dengan mengacu pada demokrasi Pancasila.
Sementara itu, dalam kampanyenya, Bung Harmoko menyatakan, Golkar memberi tempat yang seluas-luasnya bagi berbagai kelompok dalam amsyarakat untuk dapat bersama-sama berkiprah dan berkarya tanpa terjadi polarisasi. "Golkar memancang, jika terjadi polarisasi dalam pembangunan akan menyulitkan perbaikan kesejahteraan masyarakat yang menjadi dambaan bersama," katanya di hadapan sekitar 30 ribu massa yang memadati Stadion itu.
Karena itu, lanjutnya, Golkar telah mempersiapkan diri untuk mengatasi pertentangan dan perpecahan yang membahayakan keselama-tan bangsa akibat polarisasi. "Untuk itu, sejak awal Golkar sudah mempersiapkan program pembangunan jangka panjang dalam bentuk GBHN yang mencerminkan adanya kesinambungan pembangunan dengan titik berat peningkatan kesejahteraan masyarakat, baik lahiriah dan batiniah," tandasnya.
Kesadaran untuk melanjutkan dan memperluas pembangunan itu, bagi Golkar adalah merupakan amanat rakyat. "Amanat rakyat tidak lain adalah amanat persatuan dan kesatuan bangsa, perjuangan yang berkesinambungan dan tidak bisa ditawar-tawar lagi," ujar Harmo-ko.
Di hadapan massa Golkar, Harmoko juga menjelaskan tentang program Golkar pada GBHN mendatang yang tercermin pada Repelita VII, yang intinya adalah mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan. Sedang perwujudannya tidak lain adalah menciptakan kualitas sumber daya manusia yang andal, tangguh, prima, ulet dalam menghadapi segala macam hambatan, tantangan, ancaman, dan gangguan baik dari dalam maupun luar.
Bung Harmoko yang tampil di hadapan massa Golkar itu juga didampingi Jurkamnas Ny Sri Romadhiyati Harmoko serta Ketua PPD I Golkar Kalbar Aspar Aswin, juga mengingatkan kembali akan makna Hari Kebangkitan Nasional.
Kebangkitan nasional, jelas Harmoko, adanya rasa dan seman-gat kebangsaan yang tinggi di kalangan bangsa Indonesia. Artin-ya, walaupun terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama, namun kita semua adalah satu. "Kesadaran dan suasana bathin demikian yang kemudian membentuk apa yang kita sebut sebagai wawasan kebangsaan," tandasnya.
Sebagai kekuatan bangsa, katanya, Golkar mengembangkan wawasan kebangsaan yang bersifat inklusif dan universal serta tidak sempit. Dengan begitu, lanjutnya, Golkar merupakan minia-tur dari kehidupan bangsa Indonesia yang berbhineka tunggal ika. "Golkar tampil mengamalkan persatuan dalam kehidupan nyata, serta mempraktikkan demokrasi sesuai nilai-nilai dan jati diri bangsa," ujarnya.
Karena itu, Golkar menolak wawasan kebangsaan yang bersifat tertutup dan terbatas atau wawasan kebangsaan yang eksklusif dan sektarianistik, yaitu wawasan kebangsaan yang membatasi diri pada satu akar sosial dan menutup pintu bagi adanya keragaman suku bangsa maupun agama.
Pada kesempatan itu, Harmoko juga mengingatkan, menghadapi tantangan global yang meniscayakan adanya persaingan antar bang-sa, tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali mem-perkuat wawasan kebangsaan dan mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki berbagai kualitas, yaitu kualitas iman dan taqwa, aktualisasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta kualitas karya dan perjuangan.
Karena itu, lanjutnya, adalah relevan jika abad yang akan tiba nanti kita jadikan momentum untuk terjadinya kebangkitan nasional kedua bangsa Indonesia. "Golkar bertekad mempelopori Kebangkitan Nasional kedua tersebut dengan mengantarkan bangsa Indonesia memasuki abad baru, abad 21 yang penuh tantangan dan harapan," ujarnya. (Media Center)
Kembali ke Berita Harian