Media
MAKASSAR - Komisi VI DPR bakal merekomendasikan pelibatan swasta mengelola PTPN XIV. Sebab, perusahaan ini, telah diakuisisi oleh PTPN X dan disubsidi APBN namun tetap merugi.
"Saya kira itu cerminan tidak jalannya manajemen PTPN XIV. Karena sudah diakuisisi oleh PTPN X dan disubsidi APBN tetapi masih merugi. Ini harus kita sikapi," kata Emil Abeng, Anggota Komisi VI DPR menanggapi kerugikan PTPN XV senilai Rp105 miliar.
Menurut Emil, PTPN XIV sudah diakuisisi. Pola itu, menurut dia seharusnya bisa lebih meningkatkan kinerja PTPN XIV. "Nyatanya tidak berarti ada yang salah dalam manajemen PTPN XIV. Harus ada solusinya," kata Emil.
Anggota Fraksi Partai Golkar dari daerah pemilihan Sulsel I ini, menegaskan, pengelolaan PTPN XIV seharusnya melibatkan petani plasma. PTPN sebagai perusaaah negara harus bisa memberikan pinjaman modal, bantuan teknis, dan manajemen kepada petani plasma.
Hasil dari petani plasma ini, nantinya digiling di PTPN XIV. Sehingga pasarnya jelas, tidak dimainkan oleh spekulan gula. "Yang terjadi tidak demikian. Kadang petani plasma tebu sudah panen, tetapi jadwal giling pabrik PTPN XIV tidak bisa disesuaikan. Ini harus diatur agar sama-sama bisa untung," jelasnya.
Pola kerja sama dengan tebu plasma bisa melibatkan swasta. "Pemprov bisa terlibat untuk menggalang swasta bekerja sama mengelola PTPN XIV karena ini menyangkut kepentingan masyarakat. Tetapi aturan mainnya harus jelas agar sama-sama menguntungkan," jelasnya.
Sebelumnya, Deputi Menteri BUMN Bidang Industri Primer Muhammad Zamkhani, mengatakan, kerugian yang diderita PTPN XIV tersebut, akibat penurunan kinerja tiga pabrik gula di Sulsel, yakni, Pabrik Gula Takalar, serta Pabrik Gula Arasoe dan Camming, di Bone.
Menurut Zamkhani, pada 2011, total produksi tiga pabrik gula di Sulsel hanya 29.000 ton. Padahal kapasitas terpasang 100.000 ton per tahun. Demikian pula panen tebu di lingkup PTPN XIV, terganggu kondisi musim, sehingga banyak pohon tebu yang patah.
Untuk memaksimalkan kondisi perusahaan akibat kerugian itu, saat ini, pihak PTPN XIV tengah mengupayakan modal baru sebesar Rp3,2 triliun. Kementerian BUMN juga menyarankan agar PTPN XIV bersinergi dengan PTPN lainnya, agar bisa mendapat keuntungan bisnis.
"Saat ini beban perseroan meningkat sehingga sulit bagi perseroan untuk meningkatkan kinerja bisnis tanpa sinergi. Kami minta PTPN XIV mau sinergi, khususnya dengan PTPN III, PTPN IV dan PTPN X," kata Zamkhani.
Dana Rp3,2 triliun lanjut Zamkhani, bisa diperoleh dari perusahaan holding, jika nanti jadi terbentuk holding. Juga bisa dari investor baik melalui sinergi dengan BUMN lainnya, maupun dengan pihak swasta, serta dari perbankan.
Holding PTPN
Emil juga mempertanyakan lambannya proses holding PTPN. Menurut dia, penggabungan seluruh PTPN akan membuat perusahaan ini, kuat. "Holding PTPN akan memberikan nilai tawar yang tinggi untuk mengakses dana perbankan atau membangun sinergi dengan perusahaan asing di luar negeri," jelasnya.
Hanya saja program holding yang sudah dicanangkan di masa Tanri Abeng menjadi Menteri BUMN, sampai sekarang tidak dijalankan penerusnya. "Fondasinya sudah ada, saya kira tinggal dijalankan. Saya kira ini adalah pola yang baik untuk mengangkat PTPN agar bisa memberikan nilai ekonomi dan bermanfaat bagi masyarakat," tuturnya. []
Sumber: Fajar.co.id