Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti meminta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membuka akses penerbangan untuk ekspor ikan dari wilayah Timur Indonesia ke negara lain.
Upaya ini untuk menjaga mutu ikan konsisten segar, mengurangi ongkos logistik sehingga harga jualnya tinggi.
Hal ini dikenalkan Menteri Susi kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan untuk memerintahkan Menhub membuka akses penerbangan tersebut.
“Membuka outliner dari Utara dan Selatan, lebih-lebih Indonesia Timur ke hub luar terdekat. Saya meminta ke Pak Menko (Luhut) untuk meminta ke Menhub langsung melaksanakan itu,” ujarnya di Jakarta, Kamis (19/10/2017).
Ia mengatakan, terjadi kenaikan ekspor ikan segar dari Ambon ke luar negeri sehingga membutuhkan tambahan penerbangan langsung yang menghubungkan wilayah tersebut. Sebagai figur dari Maluku, Ambon, atau Morotai menuju ke Davao, Filipina hanya memakan waktu satu jam.
“Tapi situasi sekarang ikan dari Morotai ditarik dahulu ke Bitung, lalu dari Bitung ditarik ke Makassar, baru diekspor. Dengan kapal laut, butuh waktu delapan jam, sehingga ikan tuna yang bagus tak bisa dijual segar, namun jadi frozen (beku),” jelasnya.
Padahal, Susi menuturkan, ikan-ikan yang diekspor dalam kondisi segar, harganya jauh lebih mahal daripada ikan beku. Harga jual ikan segar ekspor Canned Tuna Manufacturers Suppliers bisa menempuh US$ 15-US$ 20 per kilogram (kg).
“Kini banyak sekali ikan cakalang besar, tuna besar terpaksa diproses frozen. Karena tak ada jalan masuk penerbangan, jadi semestinya masuk ke Bali dahulu contohnya, baru diekspor karena lebih dari satu hari, kurang bagus kualitasnya,” Susi mengatakan.
Ia ingin, ada hub-hub baru yang menghubungkan daerah di Utara dan Selatan dengan negara lain, seperti ke Darwin, Brisbane, Perth.
Baca juga: Partai Golkar Era Airlangga Pecah Telur Bupati Jombang Kena OTT
Dengan demikian, ongkos logistik akan jauh lebih murah. Dikala ini, ikan dari Kupang ditarik ke Jakarta untuk kemudian diekspor yang membikin ongkos kontainer jadi lebih mahal. Sedangkan jika seketika ada penerbangan dari Kupang ke Darwin, biayanya hanya US$ 600 saja.
“Ini yang mesti dikerjakan supaya tak melulu pakai hub Jakarta, Makassar lagi,” tegasnya.
Membuka jalan masuk penerbangan di Utara dan Selatan, kata Susi, juga akan mendongkrak jumlah kunjungan pelancong mancanegara ke Indonesia. “Jika ada penerbangan ke Davao, kita turut mengoptimalkan pariwisata. Banyak turis yang bisa masuk dari sana ke Morotai, atau Biak karena dekat dengan Raja Ampat,” pungkas Susi.
Sumber Referensi: https://www.liputan6.com/bisnis/read/3133647/menteri-susi-ingin-menhub-buka-penerbangan-untuk-ekspor-ikan