Gerakan pendampingan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya oleh berbagai Perguruan Tinggi yang akhir-akhir ini makin marak di Tanah Air, ternyata membawa dampak positif yang luar biasa. Selain mengupayakan pemberdayaan keluarga, juga mampu mendukung program pelestarian lingkungan yang selama ini banyak diprihatinkan masyarakat luas.
Gerakan ini memungkinkan keluarga-keluarga sederhana di pedesaan mendapat pendampingan hingga menjadi semakin cerdas, terampil dan menghasilkan karya nyata yang menguntungkan. Di lain pihak, para mahasiswa sebagai pendamping berhasil membawa berbagai hasil penelitian dan pengetahuan yang selama ini diperoleh di kampus perguruan tinggi untuk kemudian dikembangkan sekaligus disebar-luaskan secara penuh ke masyarakat.
Pembangunan berkeadilan menjadi tema pokok dalam upaya menanggulangi kemiskinan dan kelaparan di pedesaan secara bersama-sama. Di sela-sela melakukan aktivitas pemberdayaan, masyarakat juga diimbau untuk melestarikan lingkungan sesyau pesan dunia, antara lain dengan berhemat dalam menggunakan air yang semakin langka di muka bumi.
Dorongan untuk berhemat dengan air sekaligus karena air merupakan komoditas yang sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup di dunia, baik manusia, binatang maupun tumbuhan. Oleh karena itu, pembangunan perlu difokuskan pada upaya pro rakyat dengan tiga titik pokoknya. Yakni, pro upaya penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga, pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan keluarga dan program pemberantasan kemiskinan berbasis usaha mikro dan kecil (UKM). Bagaimanapun UKM merupakan bagian dari unit keluarga selalu dijadikan titik sentral pembangunan.
Pengembangan Kebun Bergizi di lingkungan keluarga, yang intinya menjadikan setiap halaman rumah sebagai Kebun Bergizi menjadi acuan yang perlu mendapat perhatian. Karena, halaman rumah selalu menjadi titik pangkal pengembangan Kebun Bergizi.
Dalam hal ini, perlu selalu diusahakan agar air yang ditumpahkan dari langit di lingkungan halaman rumah dipelihara dengan menyimpannya sebaik mungkin. Di daerah yang airnya melimpah tentu tidak perlu khawatir akan kebutuhan air untuk menyiram tanaman di halaman rumahnya.
Tetapi, di wilayah dengan pasakan air yang minimal, setiap keluarga dianjurkan untuk berhemat dengan air tersebut. Di Surabaya dan daerah-daerah lainnya, yang airnya tidak terlalu jarang, mulai banyak keluarga di berbagai desa diberikan petunjuk bagaimana menghemat air, baik yang berasal dari langit, air yang digali dari tanah maupun air limbah rumah tangga.
Penduduk pedesaan tidak dibenarkan lagi membuang-buang air seenaknya. Mereka dianjurkan agar air limbah pun ditampung, didaur ulang melalui proses pembersihan sederhana. Air daur ulang tersebut dipakai kembali untuk menyiram tanaman Kebun Bergizi yang dipelihara di halaman rumah masing-masing dengan baik.
Proses penggunaan air daur ulang tersebut ternyata sangat menguntungkan karena mengandung sisa-sisa kotoran yang justru menjadi pupuk. Pemakaian air daur ulang itu menyebabkan pemakaian air yang ditampung dari langit, air tanah maupun air PAM dari pipa-pipa pemerintah daerah yang terbatas, menjadi sangat minimal alias bisa dihemat.
Kebun Bergizi yang makin marak di banyak pedesaan dan makin memerlukan air secara teratur ternyata perlu pemupukan yang tidak kalah rajinnya. Pohon-pohon tanaman bergizi yang dilindungi tanaman tahunan, seperti mangga dan pohon lainnya ternyata bisa menjadi kawan karib yang sangat menguntungkan.
Makin rimbunnya tanaman itu setelah kebun dirawat dengan pengairan yang baik ternyata menghasilkan limbah dedaunan yang jatuh dari setiap pohon. Awalnya dedaunan tersebut dirasa mengganggu halaman yang bersih dan bebas dari kotoran dedanunan.
Dengan pendampingan yang makin profesional dari para mahasiswa ternyata dedanunan tersebut, dikombinasikan dengan sisa-sisa makanan dan sampah basah rumah tangga lainnya, dapat diolah dengan baik menjadi pupuk organik. Dhus, tanah-tanah halaman yang semula gersang dan tidak akan mudah ditumbuhu tanaman Kebun Bergizi, pada akhirnya menjadi subur.
Keluarga Hadiono dan Dewi di Jakarta mempraktikkan kerja sederhana yang dengan mudah dapat dilakukan pula oleh keluarga-keluarga lain yang sayang lingkungan dan sekaligus sayang tanaman Kebun Bergizi dirumahnya. Untuk maksud itu diperlukan sebuah tong-tong plastik bekas yang bisa diisi dengan 25-50 liter sampah. Tong-tong bekas itu bisa diambil atau dibeli dan dipilih yang bisa ditutup untuk disulap menjadi pabrik sampah yang sangat murah dan dapat diolah oleh setiap keluarga di rumah masing-masing.
Sampah-sampah dari dedaunan yang berjatuhan dan limbah masak di setiap dapur atau sisa makan yang ada diiris-iris menjadi serpihan kecil dan dimasukkan ke tong agar mudah diproses secara alamiah menjadi pupuk yang sangat berguna. Tong itu sebaiknya mudah digoyang-goyang agar proses alamiah itu berlangsung lebih cepat dan segera menghasilkan pupuk yang sangat baik dalam waktu cepat.
Setelah serpihan irisan sampah daun dan sisa dapur diiris-iris dan dimasukkan ke dalam tong sampah, dengan cermat dibubuhi perangsang obat enzym yang mudah dibeli bernama EM4. Di Jakarta, setiap botol obat enzym tersebut harganya sekitar Rp. 20.000.
Setiap takaran satu tutup botol obat itu dicampur dengan 1 liter air dan disemprotkan secara acak pada sampah serpian daun yang berada di tong sampah. Dengan perawatan dan penyemprotan yang penuh kasih sayang, agar sampah berubah menjadi pupuk, maka satu liter air dengan campuran EM4 itu tidak digelontor, tetapi disemprotkan agar merata.
Dengan cara itu maka sampah dalam tong ukuran kecil itu, setelah sekali-kali digoncang-goncangkan, dalam waktu dua minggu atau lebih, akan mengalami proses alamiah, berubah menjadi pupuk yang sangat berguna untuk Kebun Bergizi di halaman setiap rumah.
Secara sederhana, tong sampah bisa diberi lobang untuk mengalirkan air yang merembes. Kemudian, rembesan air itu ditampung dalam botol dan bisa digunakan sebagai pupuk cair yang sangat berguna bila dicampur dengan air hasil proses daur ulang. Air dan pupuk yang berasal dari limbah, akhirnya dapat bermanfaat untuk melestarikan lingkungan di halaman kita.
Pupuk organik jauh lebih baik dibandingkan dengan pupuk kimia yang disadari atau tidak mempengaruhi pemanasan global hingga menyebabkan perubahan iklim, pergeseran musim musim atau gangguan lainnya. Insya Allah, kita tidak membuang air dan sampah sembarangan lagi.