Akhir bulan ini, apabila tidak ada aral melintang, Rektor Universitas Pancasila Jakarta, Prof Dr Edie Toek Hendratno SH MSi, dan pimpinan Lembaga Penelitian Masyarakat (LPM) Ir Iha Haryani SE MM, akan menggelar pameran keberhasilan universitas tersebut di Jagakarsa dan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kegiatan tersebut akan melibatkan 65 posdaya (pos pemberdayaan keluarga) binaan Universitas Pancasila yang bergerak dalam bidang sosial, seperti pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan untuk anak remaja, kegiatan ekonomi mikro dan kecil serta pemeliharaan lingkungan melalui program “Kebun Bergizi” di sekitar rumah. Gelar posdaya itu akan melibatkan kesertaan para pengusaha yang perusahaannya ikut mengisi kegiatan posdaya dalam bidang kesehatan sekaligus sebagai dukungan pengentasan kemiskinan melalui usaha mikro dan kecil (UMK).
Seperti diketahui, posdaya adalah forum silaturahmi dan penggerak pemberdayaan oleh kalangan keluarga dan masyarakat secara mandiri. Posdaya yang dibentuk oleh para dosen dan mahasiswa Universitas Pancasila, akhir-akhir ini telah berhasil menarik minat masyarakat dan sponsor. Beberapa perusahaan dengan kesadaran tinggi terlibat untuk sekadar berbagi dana corporate social responsibility (CSR) mereka untuk mengisi kegiatan posdaya di pedesaan.
Posdaya yang dibentuk di Jakarta Selatan umumnya menjadi pelaksana dari upaya pemerintah yang dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010 tentang pembangunan yang berkeadilan. Upaya tersebut menyangkut tiga program yang sangat penting, yaitu pembangunan pro rakyat yang mengarahkan upaya penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga, berbasis pemberdayaan masyarakat dan, pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil. Inpres itu juga menggariskan pentingnya upaya pembangunan berkeadilan yang ditujukan untuk anak, kaum perempuan, ketenagakerjaan, hukum dan reformasi hukum, fokus penanganan keluarga miskin dan keluarga yang terpinggirkan.
Oleh karena itu, LPM Universitas Pancasila bersama para mahasiswa yang berminat dalam kuliah kerja nyata (KKN) tematik posdaya telah membentuk 30 posdaya di enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa. Ketiga puluh posdaya yang menjadi percontohan untuk pengembangan posdaya lainnya itu ada yang berasal dari posyandu yang telah berjalan dengan baik, ada pula yang semula merupakan kelompok masyarakat yang rajin arisan di kampungnya, kelompok yang semula mengelola Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan ada yang berasal dari kelompok yang bergerak dalam kegiatan P2K atau kegiatan ekonomi keluarga.
Pada umumnya kelompok yang melakukan kegiatan dalam bidang ekonomi mikro tersebut lebih mudah dikembangkan menjadi kelompok posdaya yang dihubungkan pada kegiatan CSR dari perusahaan yang memberi sumbangan untuk ekonomi mikro dan kecil. Pengembangan posdaya yang berasal dari berbagai kelompok tersebut tidak menghalangi upaya melengkapi kegiatan posdaya yang utamanya bergerak dalam peningkatan index pembangunan manusia (IPM) atau upaya penyelesaian sasaran dan target MDGs.
Di Kelurahan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Universitas Pancasila dan LPM telah membentuk 35 posdaya. Dari beberapa posdaya yang dibentuk tersebut tidak seluruhnya berbasis poyandu yang telah ada, tetapi, seperti di Kelurahan Jagakarsa, ada Posdaya yang asalnya dari kelompok yang kegiatannya sangat bervariasi. Di kelurahan tersebut, seperti di beberapa kelurahan lainnya, tidak sedikit posyandu yang tidak lagi melakukan kegiatan rutin. Karena posdaya mengharuskan penanganan kesehatan, keluarga berencana (KB) dan pemeliharaan kesehatan anak bawah lima tahun (balita), maka pengurus posdaya menganjurkan agar posyandu dihidupkan atau disegarkan kembali.
Tidak jarang pengurus posdaya bekerja keras mencari sponsor sebagai sumbangan berupa makanan bergizi untuk kegiatan posyandu secara rutin untuk anak-anak yang datang di posyandu. Dalam keadaan seperti itu, posdaya menjadi mitra kerja yang sangat efektif untuk pembinaan Posyandu.
Di dua kecamatan itu, dalam kerangka program kerja Posdaya yang mengutamakan empat program pokok, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, wirausaha dan lingkungan hidup. Tidak jarang pengurus posdaya menjadi pemrakarsa atau menghidupkan kembali program dan kegiatan-kegiatan posyandu yang di masa lalu sangat marak. Salah satu contohnya, posdaya menjadi acuan beberapa perusahaan untuk membantu kewat orogram Kartu Menuju Sehat (KMS).
Pengurus posdaya bekerja sama dengan perusahaan mencetak KMS agar posyandu dapat aktif menimbang bayi dan anak balita dengan pencatatan yang teratur. Di bagian lain posdaya menjadi perantara untuk mencari sumbangan bagi pengembangan usaha ekonomi mikro dan koperasi dari dana CSR perusahaan yang bersangkutan. Posdaya juga memfasilitasi sumbangan untuk makanan contoh yang kaya gizi sehingga keluarga yang datang ke posyandu dapat mengolah makanan secara mandiri dengan contoh yang diberikan di posyandu tersebut.
Iha Haryani dari LPM Universitas Pancasila berjanji untuk memperbaiki salah pengertian di antara banyak sekali posyandu yang menyajikan makanan bergizi sebagai contoh di posyandu tetapi dianggap sebagai makanan tambahan. Makanan di posyandu bukan – sekali lagi bukan – makanan tambahan. Makanan itu hanyalah contoh agar setiap keluarga bisa meramu makanan untuk anak balita secara mandiri yang jenis variasinya dicocokkan dengan percontohan yang diberikan di posyandu.
Perbaikan gizi anak balita tidak bisa hanya dengan makanan bergizi sebulan satu kali di posyandu tetapi harus dengan teratur diberikan sebagai makanan bergizi setiap hari. Karena itu, pada kegiatan selanjutnya Iha dan kawan-kawan dari Universitas Pancasila akan menganjurkan agar setiap keluarga membangun Kebun Bergizi di halaman rumah masing-masing. Yang diharapkan halaman mereka akan menghasilkan sayuran, yang akan diolah bersama telor, daging guna memenuhi kebutuhan makanan bergizi.
Dalam gelar posdaya itu akan diundang semua pengurus posdaya dan ketua tim penggerak PKK Jakarta Selatan yang ternyata sangat berminat memperluas jangkauan posdaya ke seluruh kecamatan di kota Jakarta Selatan.