PANJI PANJI / LAMBANG GOLKAR

A. PANJI
1. Lebar 80 cm + 8 cm jumbai
2. Panjang 120 cm + 8 cm

B. STANDAR
1. Panjang tiang 2,5 cm
2. Tinggi Mahkota 25 cm

II. BAHAN
1. Dasar Panji Sutera Beludru
2. Jumbai Cim kuning emas
3. Lukisan-lukisan Cim emas/perak oplikasi dan benang sutera
4. Koord Cim emas panjang 2 m termasuk jumbai pada ujungnya
5. Tiang Standar Kayu cendana
6. Kepala Standar Logam kuning emas (kuningan)

III. TATA WARNA

A. PANJI
1. Dasar Kuning
2. Jumbai Kuning emas
3. Tepi perisai segi lima Hitam
4. Perisai segi lima Putih
5. Padu Kuning emas
6. Kapas bunga Putih
7. Kelopak dan batang Hijau muda
8. Ikatan delapan Hitam
9. Beringin daun Hijau daun
10. Beringin batang/pohon 2 (dua) akar Hitam
11. Pita Putih
12. Huruf Hitam

II. STANDAR
1. Tiang Standar Warna asli kayu cendana
2. Kepala Standar Kuning emas (kuningan)

IV. LUKISAN
Di tengah-tengah Panji terdapat lukisan yang merupakan ini Lambang Panji yang terdiri dari :
1. Perisai segi lima
2. Beringin dengan akar angin (sulur) 8 (delapan) buah.
3. Kapas dengan kelopak bunga berjumlah 17 (tujuh belas) buah.
4. Padi dengan tangkai dan butir-butir berjumlah 45 (empat puluh lima) biji.
5. Simpul tangkai padi dan kapas berjumlah 8 (delapan) buah.
6. Pita pengikat dengan kedua ujungnya menadah ke atas, dengan tulisan "Golongan Karya".


V. ARTI/MAKNA LUKISAN, TULISAN DAN TATAWARNA

A. LUKISAN :
1. Perisai segi lima melambangkan bahawa Golongan Karya tetap berpijak dengan berpegang teguh serta dijiwai Pancasila, yang senantiasa menjadi pelindung, pengamal dan dengan keuletan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara kita.
2. Beringin dengan akar angin (sulur) 8 (delapan) buah melambangkan pengayoman dan wicaksana (wisdom).
3. Kapas dengan kelopak bunga berjumlah 17 (tujuh belas) buah melambangkan kesejahteraan sandang pangan.
4. Padi dengan tangkai dan butir-butir sejumlah 45 (empat puluh lima) biji melambangkan kemakmuran pangan.
5. Simpul tangkai padi dan kapas berjumlah 8 (delapan) buah melambangkan persatuan.
6. Pita adalah pengikat guna membawa perstuan dan memelihara Golongan Karya di dalam melaksanakan tugasnya dalam mengabdi pada Nusa dan Bangsa , dan tidak lupa menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Lukisan tersebut keseluruhannya mempunyai makna : -pengayoman yang teguh menuju kepada kesejahteraan/kemakmuran dijiwai semangat Persatuan, Kesemuanya itu dilandasi Pancasila, Lukisan kapas, padi dan simpul dari jumlah masing-masing memperingati pada saat bersejarah 17-8-1945.

B. TATA WARNA
Tata warna melambangkan sifat-sifat sebagai berikut :
a. Hijau Kesuburan, kesegaran dan kepercayaan
b. Kuning Keluhuran yang bijaksana dan cendekia
c. Hitam Kemantapan, keteguhan dan kekekalan
d. Putih Kesucian yang bersifat tanpa pamrih

VI. KEPALA STANDAR
Pada Kepala Standar terdapat :
1. Senjata sakti yang melindungi semua makhluk dari bencana/ malapetaka dan menumpas segala kejahatan.
2. Tiga tata kehidupan manusia bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang terjalin erat satu dengan yang lain, yaitu :
- hasrat hidup atau hajat hidup
- sarana untuk memenuhi hasrat hidup/hajat hidup
- dharma, pengabdian, amal saleh, dan kekaryaan untuk mencapai kesejahteraan/kebahagiaan masyarakat dan ummat manusia.
Dengan terpenuhinya keperluan jasmaniah dan dirasakannya ketentraman rohani, berarti tercapailah masyarakat tata tenteram, kerta raharja, masyarakat adil dan makmur, bahagia lahir dan bathin.

b) Kendaga/bokor Kencana.
1. Tempat bunga dalam upacara kebhaktian.
2. Melambangkan budhi, dahrma, bhakti.

c) Bunga teratai melambangkan.
1. Kemegahan dan keagungan :
- Watak seorang tokoh yang mampu berdiri sendiri tanpa menggantungkan nasibnya kepada siapapun.
- Seorang tokoh yang tanpa memandang tempat dan waktu akan selalu tumbuh dan bersatu demi tugas dan kewajiban.
- seorang petugas yang bagaimanapun juga akan membuat indah semarak (sukses) dalam lingkungan di mana ia berada.

2. Berjumlah lima melukis bahwa dalam melaksanakan tugas/kewajiban dan dharma bhaktinya dengan berhasil baik berkat senantiasa berpegang pada ikrar "Panca Bhakti Karya".
d) surya sengkala "KARYA SIAGA GATRA PRAJA"
Arti dalam lukisan menunjukkan tahun di mana organisasi GOLONGAN KARYA lahir pada tahun 1964 (membacanya dari belakang).

1= PRAJA
2= GATRA
3= SIAGA
4= KARYA
Sekaligus sebutan ini menyatakan derap langkah serta tekad Golongan Karya untuk senantiasa siap sedia membangun Negara.

VII. TATA CARA PENGGUNAAN PANJI-PANJI

TINGKAH :
1. Hanya ada satu panji-panji berada di tingkat Dewan Pimpinan Pusat Golongan Karya.
2. Di setiap eselon Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I maupun Tingkat ii ada satu duplikat panji-panji dengan ukuran yang sama.

PENGGUNAAN (KAPAN DIGUNAKAN);
I. Dewan Pimpinan Pusat.
1. Dalam MUNAS
2. Dalam RAPIM
3. Dalam MUKERNAS
4. Dalam Peringatan HUT
5. Dalam upacara-upacara Nasional setingkat ad. 1-2-3-4.
6. Dalam acara-acara Tingkat Nasional yang dianggap layak oleh Dewan Pimpinan Pusat.

II. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I.
1. Dalam MUSDA
2. Dalam MUKERDA
3. Dalam Peringatan HUT
4. Dalam upacara-upacara Daerah Yang setingkat ad. 1-2-3-4.
5. Dalam acara-acara Tingkat Daerah yang dianggap layak oleh Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I.

III. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II
1. Dalam MUKERDA
2. Dalam Peringatan HUT
3. Dalam upacara-upacara daerah yang setingkat ad.1-2.
4. Dalam acara-acara tingkat Daerah yang dianggap layak oleh Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II.

Ditetapkan di
DENPASAR, BALI
Pada tanggal
24 OKTOBER 1978

LAMPIRAN KEPUTUSAN MUNAS II GOLONGAN KARYA
Nomor
IX/MUNAS/GOLKAR/1978
Tanggal
24 OKTOBER 1978