halaman utamaspacerisu nasionalspacerpartai dpp/dpdspacerberita mediaspacertokoh kitaspacerblog golkarspacertentang golkar
Partai GOLONGAN KARYA, Memberi BUKTI, Bukan JANJI
Kirim artikel ini ke
facebook delicious technorati digg reddit
e-mail print printer
Artikel untuk Propinsi Bali
31/08/2009
Ical Persilakan Tutut Maju


Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) tidak mempersoalkan rencana keluarga Cendana ikut meramaikan musyawarah nasional (munas) Partai Golkar.


Menurut Ical, yang juga calon Ketua Umum DPP ini, keinginan Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut) dan Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) maju sebagai calon ketua umum tidak akan memperkecil peluangnya pada Munas Golkar di Riau, 4-7 Oktober mendatang.

Dia mengatakan, dirinya justru menyambut positif dengan banyaknya kandidat yang akan maju termasuk kedua anak mantan Presiden Soeharto tersebut. ”Bagus. Berarti Golkar masih diminati,” ujar Ical seusai acara berbuka puasa di kediaman Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Ginandjar Kartasasmita, Jakarta, kemarin. Ical yang sudah lama mempersiapkan dirinya maju sebagai calon ketua umum tampaknya masih sangat percaya diri.

Saat ditanya wartawan soal peluangnya akan terancam dengan masuknya dua kandidat dari keluarga Cendana tersebut,dia mengaku sama sekali tidak khawatir. Dia juga optimistis peluangnya masih terbuka lebar berdasarkan dukungan dari kader dan pengurus Partai Golkar di daerah. ”Tidak, saya tidak khawatir, baguslah jika banyak calon,” tegasnya.

Dihubungi terpisah, orang dekat Tommy,Yusafri Syafei,menegaskan bahwa putra bungsu mantan Presiden Soeharto terse-but tetap maju sebagai calon ketua umum. Menurut dia,kabar yang menyebutkan Tommy bakal mundur dari pencalonan sama sekali tidak benar. ”Jangankan mundur, terpikirkan pun tidak.Sekali layar terkembang, pantang untuk mundur,” kata Yusafri kepada Harian Seputar Indonesia( SI) kemarin. Pihaknya menduga, kabar mengenai mundurnya Tommy sengaja diembuskan untuk mengacaukan suasana.

Sebab, kata dia, dukungan kepada Tommy mulai menguat. Bahkan, Tommy terus melakukan pertemuan dengan DPD I dan DPD II untuk menggalang dukungan. ”Kami sengaja tidak mengekspos demi keutuhan dan keharmonisan antar-DPD,” ujarnya.

Lepas Kekuasaan

Fungsionaris Partai Golkar Ferry Mursyidan Baldan juga tidak mempersoalkan banyaknya kader Partai Golkar yang akan maju sebagai calon ketua umum peng-ganti Jusuf Kalla. Namun, dia me-nyarankan agar Ketua Umum Partai Golkar mendatang tidak me-nempel pada kekuasaan.

Menurut dia, ketua umum mendatang harus bisa membawa manfaat partai bagi bangsa dan negara. ”Jika tidak ingin Golkar menjadi kenangan, Ketum Golkar ke depan harus bisa membawa manfaat partai bagi bangsa dan bukan hanya sekedar ingin melekat pada kekuasaan,” kata Ferry kepada wartawan di Jakarta kemarin. Wakil Ketua Badan Legislatif (Baleg) DPR ini menambahkan, pascakekalahan di Pemilu 2009, Golkar memerlukan regenerasi kepemimpinan.

Hal itu untuk menye-lamatkan partai dan kembali m e m e n a n g k a n Pemilu 2014. Karena itu, setiap kandidat yang maju haruslah menjadikan Musyawarah Nasional (Munas) 2009 sebagai momentum kesadaran untuk kebangkitan. ”Kita tidak memper-soalkan tua dan muda, artinya siapa saja boleh memimpin partai asalkan punya kemampuan. Yang terpenting adalah siapa pun pemenangnya mutlak melakukan regenerasi kepemimpinan,” tandas Ferry.

Anggota Komisi II DPR ini berharap, komposisi kepengurusan mendatang didominasi generasi muda yang berusia di bawah 50 tahun. Pihaknya mengusulkan, porsi untuk generasi muda dalam kepengurusan mendatang sebanyak 70%. Selain itu, Ferry juga menyarankan Golkar lebih membuka diri ke depan dengan tidak hanya sebatas ideologi tapi sudah melakukan dukungan politik. Salah satu usulannya, Golkar sudah saatnya melakukan rekrutmen terbuka dalam penyusunan daftar calon legislatif (caleg). Artinya, caleg tidak harus dari kader, tapi juga memberikan porsi bagi tokoh yang kompeten dan memiliki akseptabilitas di masyarakat.

”Pengembangan prestasi politik pada Munas 2014 maupun event partai lainnya lebih melibatkan pengurus, khususnya di daerah sehingga mereka makin terpacu untuk berprestasi. Golkar juga harus melepaskan diri dari image sebagai partai lama atau masa lalu,”ungkap mantan Ketua Umum PB HMI ini. Mengenai sikap politik Akbar Tandjung yang memilih mendukung Aburizal Bakrie (Ical),Ferry menghormati pilihan politik seniornya tersebut.

Dalam kesempatan itu,Ferry secara tegas menolak upaya-upaya penjegalan terhadap para kandidat, termasuk kepada Tommy Soeharto. Sementara itu, anggota tim sukses Ical Firman Subagyo menegaskan, kalau Ical memenangi pertarungan di munas sudah pasti berkonsentrasi mengurus Golkar. Sebab, jauh-jauh hari Ical sudah menyatakan tidak mau masuk dalam kabinet.”Kalau Bang Ical sudah sedari awal berkomitmen tidak masuk ke kabinet, artinya tak menempel dengan kekuasaan.

Keinginan tersebut sudah disampaikan ke DPD-DPD,” kata Firman kepada Harian Seputar Indonesia di Jakarta kemarin. Ditanya mengenai dukungan, Ketua DPP Partai Golkar ini menyatakan bahwa sudah ada 438 DPD II dan 32 DPD I yang secara resmi menyatakan dukungan kepada Menko Kesra tersebut. Bahkan, lanjut Firman, dukungan yang disampaikan tersebut tertuang di atas meterai dan ditandatangani ketua dan sekretaris DPD. Mengenai kabar belum solidnya dukungan dari DPD se-Jawa Tengah dan DIY, Firman membantah.

Koordinator Wilayah Jateng dan DIY ini menegaskan bahwa 28 DPD II se-Jateng dan 5 DPD II se-DIY plus DPD I DIY tetap solid mendukung Ical. Caleg DPR terpilih ini juga mengklarifikasi pernyataan Ketua DPD I Jawa Tengah Bambang Sardono terkait dukungan DPD II kepada Ical yang belum final. Juru bicara tim sukses Surya Paloh, Ariadi Ahmad mengharapkan, pada Munas mendatang Golkar mampu meneruskan paradigma baru.

Paradigma baru yang dimaksudkan yakni berada di luar kekuasaan setelah kalah dalam Pilpres 2009,seperti yang dilakukan Akbar Tandjung pada 2004 lalu.”ParadigmabaruGolkarsudahpernahdilakukan pada 2004 tapi kemudian berubah setelah Munas,”ungkapnya. Ariadi menegaskan, jika Golkar berada di luar kekuasaan, merupakan langkah yang paling tepat.

Nantinya Golkar bisa membangun masa depan, harkat, dan martabat partai. Sebab, berdasarkan pengalaman selama lima tahun ini, masuknya Golkar di pemerintahan ternyata tak banyak membantu perolehan suara. ”Munas nanti betul-betul dapat berkaca pada pengalaman dalam mengambil keputusan, sehingga masa depan Golkar lebih cerah,”ujarnya. (sindo)
 

artikel terkaitartikel terkiniartikel populer
Artikel lain
Ada 0 komentar untuk artikel ini.


Silahkan posting komentar Anda
Nama

Email

Komentar
500 karakter tersisa

Security Code
 
 
partaitabvirtual slipisuara andasukarelawankontribusipilhanpartisipasibawah
Klik di sini!
Cari tahu di sini
Video Download

Dari Rakyat untuk Rakyat
Title:
Dari Rakyat untuk Rakyat
download
Restoran Padang
Title:
Restoran Padang
download
Musholla
Title:
Musholla
download
Golkar Demokrasi
Title:
Golkar Demokrasi
download
Guru buat Pemilu
Title:
Guru buat Pemilu
download
More
Wallpaper Download
Desktop PC/Mac

Wallpaper Golkar
More
Mobile
Mobile
More
PodCast Download
More