Dunia saat ini terancam pandemi global dari virus influenza tipe A subtipe H1N1 atau dikenal dengan flu babi. Mengingat penyebarannya yang sangat cepat, beberapa negara pun seperti "terbakar jenggot" melakukan antisipasi di pintu masuk negaranya, termasuk Indonesia yang masih sibuk menanggulangi penyakit flu burung.
Namun, bila ditilik dari masa lalu, wabah yang ditimbulkan virus H1N1 ini pernah menyerang Indonesia pada tahun 1918-1919, yang menewaskan sekitar satu juta penduduk Indonesia.
"Wabah ini (flu babi, red) sebenarnya penyakit lama yang aktif lagi," ungkap Ketua Tim Penanggulangan Flu Burung Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta, Dr Sumardi, di Yogyakarta, tadi malam.
Sumardi menuturkan pada saat itu wabah flu babi diketahui pertamakali di Spanyol dan kemudian menyebar ke Amerika Serikat. "Kalau saat ini wabah flu babi berkembang dari Meksiko, mungkin kartena Meksiko dekat dengan Amerika Serikat," jelasnya.
Menurut Sumardi, virus tipe influenza seperti flu babi saat ini memang mengalami mutasi kira-kira 100 tahun sekali. Mutasi ini sangat mungkin terjadi karena saat membelah diri atau berkembang biak terjadi pergantian protein dan DNA yang ada dalam virusnya. "Virusnya mungkin masih sama, yakni H1N1, tapi susunan proteinnya telah berubah," jelasnya.
Begitu terjadi mutasi, lanjutnya, virus baru itu sifatnya sangat berbeda dengan aslinya sehingga tubuh manusia tidak lagi mengenalinya. "Begitu tubuh tidak mengenal, maka terjadi penyakit yang berat pada tubuh manusia," ujarnya. (waspada)
Silahkan posting komentar Anda