Tampilkan Kisah Sunan Amangkurat I
Kompleks situs Mataram kuno, Pleret, direncanakan menjadi museum situs atau site museum pada tahun 2010. Museum akan dibangun tepat di lokasi reruntuhan, dengan menampilkan kisah Sunan Amangkurat I.
Menurut sejarah, Sunan Amangkurat I adalah penguasa Mataram Islam yang memindahkan pusat pemerintahan dari Kerto ke Pleret, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Masa pemerintahan putra Sultan Agung ke-10 tersebut cukup menarik untuk disimak karena diwarnai dengan serangkaian pemberontakan dan kisah cinta yang cukup sensasional pada zamannya.
"Kisah ini akan digunakan untuk menata temuan-temuan yang akan dipajang di museum. Jadi, nantinya orang yang berkunjung tidak hanya dipameri benda usang tanpa arti, tetapi juga disuguhi kisah sejarah tepat di tempat terjadinya," tutur Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DIY Djoko Dwiyanto di Yogyakarta, Minggu (3/5).
Selain kisah sejarah, sejumlah mitos mengenai situs yang hidup di masyarakat sekitar rencananya juga akan turut ditampilkan. Akan tetapi, penyajiannya akan dipisahkan dari kisah sejarah sehingga tidak terjadi pembiasan.
Daya Tarik
Menurut rencana, museum situs Pleret itu akan dibangun di dua lokasi, yaitu Masjid Kauman Pleret (MKP) dan Kedhaton Pleret. Pembangunan itu juga bersamaan dengan proses ekskavasi yang hingga saat ini masih berlangsung. Proses ekskavasi tersebut diharapkan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Meskipun belum dilengkapi dengan keterangan yang memadai, saat ini masyarakat sudah bisa melihat sejumlah artefak dan temuan lainnya yang berhasil digali dari situs MKP. Sejumlah temuan itu dipajang di bawah bangunan terbuka semipermanen yang dilindungi pagar dan atap.
Koordinator Lapangan Ekskavasi Situs Pleret Rully Andriadi mengatakan, pemagaran dan pengatapan itu merupakan tahap awal dari proses pencagaran. Hal ini telah dilakukan sejak 2005, atau setelah lahan situs seluas sekitar 1.000 meter persegi itu berhasil dibebaskan. "Sebelumnya, tanah masih dimiliki warga sehingga pencagaran tidak semudah sekarang," ujarnya di sela-sela ekskavasi fondasi sisi timur Masjid Kauman Pleret, Jumat lalu.
Untuk ekskavasi tahun ini, tim ekskavasi MKP telah berhasil menggali satu landasan umpak, fondasi bagian timur, dan sejumlah artefak berupa pecahan gerabah tanah liat.
Menurut Rully, ekskavasi situs Pleret ini telah dilakukan lima kali sejak 2003. Namun, sejauh ini belum banyak yang bisa diungkap dari periode Mataram Pleret itu. Ini mengingat kondisi situs yang telah rusak dan banyak bagian yang hilang. Konon, sejumlah besar batu dari situs Pleret juga diambil untuk membangun pabrik gula oleh pemerintah pendudukan Belanda. (kompas)
Silahkan posting komentar Anda