Upaya pengejaran gembong teroris yang saat ini gencar dilakukan kepolisian terus dilakukan.Beredar kabar Detasemen Khusus (Densus) 88 melakukan pengejaran hingga ke Desa Halimpu,Kecamatan Beber,Kabupaten Cirebon.
Informasi yang berkembang di kalangan wartawan Cirebon, kedatangan Densus 88 ke wilayah Halimpu yang tidak jauh dari kediaman Ibrahim, perangkai bunga di Hotel Ritz Carlton yang hingga saat ini belum diketahui rimbanya, dikabarkan untuk mencari dua orang yang disinyalir sebagai anggota teroris yakni Sabil dan Chui. Lokasi Desa Halimpu hanya berjarak sekitar 3 km dari kediaman Ibrahim,di Desa Sampora,Kecamatan Cilimus,Kabupaten Kuningan yang merupakan daerah perbatasan Kabupaten Cirebon dan Kuningan.
Warga setempat mengaku pada awal pekan lalu memang ada sejumlah orang tak dikenal mendatangi tempat tersebut.Warga mensinyalir, orang tak dikenal itu merupakan anggota kepolisian. “Awal pekan lalu, memang ada orang berpostur tinggi dengan perawakan tegap, mondar-mandir di desa kami. Mereka menggunakan kendaraan pribadi dengan pelat nomor Jakarta. Bahkan, tidak seperti biasanya, pada malam Kamis lalu, ada kendaraan polisi melintas di kampung kami,” tutur Sekretaris Desa Halimpu Emo Komara.
Saat ditanya keberadaan kedua orang yang disinyalir dalam pengejaran Densus 88 yakni Sabil dan Chui, Emo menegaskan, di kampungnya tidak ada warga yang memiliki nama tersebut. ”Kampung kami kan kecil, jadi saya tahu betul nama-nama warga di sini.Sepengetahuan saya tidak ada nama itu di sini,”ujarnya menegaskan. Diakui Emo,saat ini memang tidak sedikit warga Halimpu yang merantau ke Jakarta untuk mencari nafkah.Tetapi,dia kembali meyakinkan bahwa kedua nama itu bukanlah warganya yang merantau ke kota lain.
Kapolwil Cirebon Kombes Tugas Aprianto saat dikonfirmasi perihal pengejaran tersebut mengaku, pihaknya tidak mempunyai kewenangan untuk memberikan komentar tentang pengejaran anggota Densus 88 dalam mencari teroris di wilayah kerjanya.“Saya tidak memiliki kewenangan untuk menanggapi hal itu.Tetapi, untuk melakukan pengamanan di wilayah Cirebon, kami tentunya harus waspada,” ujarnya singkat.
Sementara, untuk menutup jalur masuk teroris,Polres Kota Sukabumi mengumpulkan sedikitnya 330 kepala rukun tetangga dan warga (RT/RW) serta kalangan pengusaha hiburan,penginapan,dan pusat perbelanjan di Gedung Juang 45,Kota Sukabumi,kemarin. Pertemuan akbar ini bertujuan untuk menutup jalan masuk bagi jaringan teroris ke wilayah hukum Kota Sukabumi. Sejauh ini,Sukabumi dikenal sebagai daerah asal pelaku bom bunuh diri Kedutaan Australia, Heri Golun.
“Kami berharap seluruh elemen masyarakat dapat bekerja sama menangkal masuknya jaringan teroris, sehingga Sukabumi tidak dijadikan lokasi pelarian atau persembunyian pelaku jaringan teroris. Untuk lebih memperketat, kami memperkenalkan ciri-ciri para pelaku teror,” ungkap Kapolresta Sukabumi AKBP M Hendra Suhartyono kepada wartawan. Dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam tersebut, Hendra mengimbau masyarakat tidak cepat terpacing isu maupun hasutan yang cenderung mengajak masyarakat untuk berbuat melawan hukum.
Terlebih lagi, masyarakat diharapkan tidak mempersepsikan teroris dengan salah satu agama. Ketua MUI Kota Sukabumi Prof Dedi Ismatullah menegaskan, aksi pengeboman yang selama dilakukan para pelaku teror, bukan sebagai jihad. Bahkan sebaliknya, tindakan tersebut tidak lebih dari kejahatan. (sindo)
Silahkan posting komentar Anda