Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengingatkan masyarakat agar jangan sampai mengidentikkan teroris dengan sosok pria berjenggot, sorban,dan Islam. ”Jangan seperti itu.
Kita lihat para tersangka teroris pun ternyata tidak berpenampilan begitu. Stigma ini berbahaya,” ujarnya di Gedung Sate,kemarin. Hidayat juga meminta masyarakat agar tidak terbawa stigma bahwa setiap aliran dana dari Timur Tengah adalah untuk membiayai kegiatan terorisme.
”Tidak lantas bahwa aliran dana dari Timur Tengah itu untuk membiayai teror,sementara dari Amerika Serikat untuk membiayai pemberantasan teror. Kita jangan berpikir sempit. Banyak dana dari Timur Tengahyangjugauntukmembiayai pembangunan seperti jalan tol atau perbaikan jalan,” papar Hidayat.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Mardiyanto menginstruksikan pejabat RT/RW agar selektif dalam mengeluarkan izin pembuatan kartu tanda penduduk (KTP).Menurut Mardiyanto, para ketua RT harus menelusuri latar belakang si pemohon jika sebelumnya tidak pernah dikenali. ”Jangan langsung diproses.
Cek dan ricek dulu asal si pemohon KTP.” ”Apa kerjanya dan lain-lain,” kata Mardiyanto saat membuka ”Rapat Koordinasi Peningkatan Kewaspadaan Dini Masyarakat dan Penanganan Pencegahan Terorisme di Jabar” di Gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) Jalan Taman Sari,Kota Bandung, kemarin. Rapat ini dihadiri para bupati/ wali kota, kapolres, dandim, dan camat se-Jabar.
Selektif dalam pembuatan KTP merupakan salah satu dari lima pedoman kewaspadaan dan pencegahan terorisme yang disebutkan Mardiyanto. Selain itu, pemda harus berani mengambil tindakan sebagai konsekuensi logis dari penanganan terorisme. Ini tak lepas dari kewajiban pemda untuk melindungi masyarakat sesuai UU No 32/2004 tentang Pemerintah Daerah.
Mardiyanto juga mengatakan, pemda harus terus mengaktifkan sistem pelaporan berjenjang. Dalam sistem ini,masyarakat dituntut aktif melaporkan pendatang atau tetangga yang dinilai mencurigakan. Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, Jabar seringkali menjadi tempat pengkaderan teroris.
Dia mengatakan, keberadaan kelompok terorisme ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi dan pemahaman keagamaan yang keliru. Karenanya, pemerintah dan lembaga keagamaan serta ormas islam diharapkan terus memberi pendidikan dan pemahaman Islam yang lurus dan benar. (sindo)
Silahkan posting komentar Anda