Hemat Orasi, Kalla Pilih Strategi Mendengar
Hari libur Nyepi kemarin (26/3) tak mengendurkan Ketua Umum DPP Golkar M. Jusuf Kalla untuk keliling kampanye. Kemarin sehari penuh Kalla berkeliling Jawa Barat sebagai juru kampanye nasional. Daerah-daerah Jabar yang menjadi panggung kampanye keliling Kalla mulai Depok, Bandung, hingga Indramayu, Jawa Barat.
Di Bandung, kampanye Golkar kemarin dipusatkan di Lapangan Gazebu. Jawa Pos yang turut menyaksikan kampanye Kalla mencatat massa sudah menyemut sejak pukul 08.00. Padahal, Kalla dijadwalkan baru datang dengan helikopter jam 11.
Mereka datang berkelompok dengan angkutan kota dan mobil-mobil pribadi. Rata-rata menggunakan kaus bertulisan nama calon anggota legislatif dari Golkar. Sambil menunggu kedatangan Kalla, ribuan orang itu dihibur goyangan artis-artis dangdut yang sengaja didatangkan panitia.
Kalla datang ke arena kampanye didampingi Ketua DPR Agung Laksono, Sekjen Golkar Soemarsono, Menteri PPN/ Bappenas Paskah Suzetta, Happy Bone Zulkarnain, dan Yuddy Chrisnandhi. Berbaju muslim lengan panjang, Kalla langsung menebar senyum kepada massa yang mengelu-elukannya.
''Dalam sejarah pemilu, Golkar belum pernah kalah di Jawa Barat. Jadi, tahun ini saya yakin, Jawa Barat tetap menjadi lumbung terbesar suara partai kita,'' katanya disambut teriakan hidup JK oleh pendukung.
Menurut Kalla, Golkar memilih bekerja dibandingkan dengan bicara. Jika diberi kekuasaan, partai nomor 23 itu juga berjanji akan lebih cepat dan lebih baik. ''Kalau Indonesia dipimpin dengan lebih cepat, pasti akan lebih berhasil,'' ujarnya.
Kalla hanya orasi sekitar 15 menit. Sisanya, dia memilih berdialok dengan warga. ''Ayo maju, sampaikan keluhan Anda,'' katanya. Dua orang langsung maju merangsak ke panggung. Karena disekat dengan pagar besai, mereka terpaksa dibopong agar bisa sampai ke tribun Kalla.
''Saya pensiunan DAMRI, Pak. Sejak dulu pilih Golkar. Sebab, semuanya enak, semua murah. Kita ingin seperti Orde Baru lagi,'' kata Dedi, seorang simpatisan yang naik ke panggung. Kalla tampak terkejut mendengar pernyataan itu.
''Eits, nanti dulu, apa maksudmu,'' tanya Kalla.
''Anu, Pak, kalau Orde Baru beras jadi murah, cuma seribu,'' kata Dedi disambut tepuk tangan massa.
Kalla langsung menyergah. ''Jangan seperti itu. Kalau cuma seribu, kasihan petani. Yang penting harga beras terjangkau. Jadi semua bisa beli. Betul bukan,'' katanya. (jwppos)
Silahkan posting komentar Anda