halaman utamaspacerisu nasionalspacerpartai dpp/dpdspacerberita mediaspacertokoh kitaspacerblog golkarspacertentang golkar
Partai GOLONGAN KARYA, Memberi BUKTI, Bukan JANJI
Kirim artikel ini ke
facebook delicious technorati digg reddit
e-mail print printer
Artikel untuk Propinsi Jawa Tengah
22/04/2009
Sikap Bibit Waluyo Diikuti Wawali Salatiga


Seperti yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Wakil Wali Kota (Wawali) Salatiga Diah Sunarsasi tegas menyatakan, tidak akan terlibat dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2009.

Dirinya tetap akan bersikap netral meski partai pengusungnya, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meminta bantuan untuk pemenangan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Pilpres mendatang. “Selaku pejabat publik, saya harus tetap netral.Meski PDIP meminta saya untuk membantu dalam pemenangan Pilpres 2009 di Salatiga, saya akan menolaknya,” tegas Diah di ruang kerjanya,kemarin.

Diah dengan tegas mengatakan, keberhasilannya menjadi wawali bukan sepenuhnya peran PDIP, namun juga atas dukungan dari partai politik (parpol) dan anggota DPRD Salatiga lainnya. “PDIP saat itu hanya kendaraan yang saya pakai untuk maju dalam bursa wawali,”tandas dia didampingi Kabag Humas Pemkot Salatiga Valentino Aribowo.

Menanggapi sikap Diah itu,Ketua DPC PDIP Salatiga Tedy Sulistyo mengaku tidak akan mempermasalahkannya. Dia menilai Diah Sunarsasi tidak ada pengaruhnya baik dalam pemenangan Pemilu Legislatif, Pilpres 2009 maupun kebesaran PDIP di Salatiga. “Bagi PDIP Diah Sunarsasi tidak memiliki arti sama sekali.

PDIP menang di Pemilu Legislatif karena didukung rakyat dan sama sekali tidak ada campur tangan dari orang yang menjabat sebagai wawali itu.Tetapi, sikap itu menunjukkan jika dia (Diah Sunarsasi) adalah orang yang lupa dengan asal usulnya. Dia seharusnya ingat siapa yang melahirkan. Ini virus Bibit Waluyo yang sudah menyebar ke daerah,”tukasnya.

Tedy berencana melaporkan sikap Diah ini ke DPP PDIP.Sebab, sebelum pemilihan Wawali Salatiga pada Desember 2008 lalu,Diah Sunarsasi telah membuat kontrak politik tertulis dengan DPP PDIP. Salah satu isinya adalah, sanggup dan bersedia membantu kemenangan PDIP dalam Pemilu Legislatif dan Pilpres 2009.

“Kalau kami buka kontrak politiknya ke publik, dia pasti akan kisinan (malu). Sebab, itu merupakan janjinya sendiri yang ditulis di atas kertas,”tandasnya. Sementara Wakil Gubernur Jateng Rustriningsih mengungkapkan, kader PDIP kecewa dengan sikap ngotot Bibit yang enggan menjadi juru kampanye (jurkam) pada Pilpres.

“Iya (kecewa).Sebetulnya DPP menginginkan adanya dukungan itu,”kata Rustri seusai menemui jurnalis perempuan yang berunjuk rasa memeringati Hari Kartini di Kantor Gubernur Jateng Jalan Pahlawan Semarang,kemarin. Rustri menilai,ajakan agar Bibit ikut menyukseskan capres-cawapres PDIP tidak menunjukkan campur tangan parpol dalam pemerintahan.

Sebagai pejabat publik,seseorang harus netral.Namun sebagai kader partai, setiap orang berhak menyampaikan aspirasinya. “Saya sudah 8 tahun menjadi Bupati Kebumen, dan saya bisa menghadapi situasi seperti ini. Ya, profesional saja.Harus didudukan yang jelas posisi sebagai pejabat publik dan sebagai kader partai,” paparnya.

Untuk ‘merayu’ Bibit agar mau membantu capres-cawapres yang diusung PDIP pada pilpres 9 Juli mendatang,dirinya mengaku akan berbicara lebih lanjut dan menjalin komunikasi secara intensif.Namun dia mengaku akan tetap menghormati keputusan Bibit jika nantinya yang bersangkutan tetap menolak untuk berkampanye.

”Kalau beliau memang punya pendirian sendiri, ya saya hormati. Sebab itu adalah pilihan.Dan sekali lagi ini dalam kapasitas antara Rustriningsih dan Bibit Waluyo,jadi bukan berarti pimpinan pemerintahan di Jateng pecah,”imbuhnya. Sekretaris DPD PDIP Jateng Nunik Sri Yuningsih mengaku tidak mempersoalkan sikap Bibit Waluyo yang enggan berkampanye untuk PDIP dan Mega dalam Pilpres mendatang.

Sebab masa depan partai banteng mencereng tidak tergantung Bibit, namun pada kerja struktur dan kader PDIP sendiri. Nunik mengaku, partainya memiliki sruktur yang kuat dan basis massa yang militan.Mereka itulah yang nantinya akan bekerja untuk memenangkan calon yang diusung dalam Pilpres mendatang.

“Jadi tidak masalah kalau Pak Bibit tidak mau mendukung. Memang masa depan PDIP tergantung Pak Bibit?” tanyanya ketus. Terkait kontrak politik antara Bibitdan PDIP saat akan dicalonkan menjadi Gubernur dalam Pemilihan Gubernur Jateng pertengahan tahun lalu,Nunit mengaku tidak tahu pasti.

Namun menurutnya, DPD PDIP Jateng tidak mempunyai kontrak politik dengan Bibit. “Nggaktahu kalau DPP,”tukasnya. Disinggung langkah Wawali Salatiga Diah Sunarsasi yang juga ikut-ikutan menolak berkampanye untuk PDIP,Nunik juga tidak mempersoalkannya. (sindo)

artikel terkaitartikel terkiniartikel populer
Artikel lain
Ada 0 komentar untuk artikel ini.


Silahkan posting komentar Anda
Nama

Email

Komentar
500 karakter tersisa

Security Code
 
 
partaitabvirtual slipisuara andasukarelawankontribusipilhanpartisipasibawah
Klik di sini!
Cari tahu di sini
Video Download

Dari Rakyat untuk Rakyat
Title:
Dari Rakyat untuk Rakyat
download
Restoran Padang
Title:
Restoran Padang
download
Musholla
Title:
Musholla
download
Golkar Demokrasi
Title:
Golkar Demokrasi
download
Guru buat Pemilu
Title:
Guru buat Pemilu
download
More
Wallpaper Download
Desktop PC/Mac

Wallpaper Golkar
More
Mobile
Mobile
More
PodCast Download
More