Melewati hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional Tim Pemantau Independen (TPI) Ujian Nasional di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mempertanyakan kualitas lembar jawaban ujian nasional (LJUN) karena dianggap lebih tipis dan huruf mudah terhapus.
"Kami menduga kualitas LJUN untuk SMP di bawah standar, mengingat huruf di dalam LJUN mudah terhapus meskipun hanya dengan penghapus pensil," ujar Koordinator TPI SMP/MTs/SMK Kudus, Hendy Hendro HS, di Kudus, Senin (27/4).
Kondisi tersebut tidak hanya ditemukan saat UN SMP/MTs berlangsung, bahkan saat pelaksanaan UN SMA/SMK/MA juga ada yang robek. Kasus hampir mirip, saat dihapus lingkaran hitam jawaban, justru robek. "Kami menduga kualitas kertas LJUN memang kurang bagus karena lebih tipis," ujarnya.
Sejumlah penyelenggara ujian di masing-masing sekolah juga mempertanyakan kualitas LJUN. Atas temuan tersebut, pihaknya akan meneruskan sebagai bahan masukan untuk TPI di tingkat rayon agar ditindaklanjuti ke Dinas Pendidikan Provinsi Jateng.
Untuk mengantisipasi agar peserta UN tidak dirugikan, Masluri, tim TPI yang bertugas di SMP 1 Kudus memberikan masukan kepada pelajar, ketika jawaban masih meragukan siswa diimbau untuk tidak menghitamkan LJUN terlebih dahulu. "Cukup memberi tanda tipis, supaya tidak susah untuk menghapus," ujarnya.
Kepala SMP 1 Kudus, Oky Sudarta mengatakan, pihaknya akan menginformasikan kepada para siswa agar berhati-hati dalam mengisi LJUN. "Kami akan mulai menyebarkan informasi ini pada pelaksanaan UN besok," ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng, Thontowi Jauhari saat berkunjung di SMP 1 Jati, juga mempertanyakan, kualitas LJUN untuk SMP, mengingat pihaknya berulang kali menerima laporan kualitas LJUN tidak bagus.
Ia mengatakan, temuan tersebut tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Kudus, melainkan hampir terjadi di seluruh wilayah Jateng.
Thontowi Jauhari, selaku ketua tim rombongan sekaligus Sekretaris Komisi E DPRD Provinsi Jateng mengatakan, pihaknya akan menjadikan temuan LJKUN yang tipis dan mudah berlubang tersebut sebagai bahan evaluasi.
"Bisa jadi, kertasnya memang tidak sesuai standar, namun perlu ditelusuri terlebih dahulu. Nantinya, kami akan memberi masukan kepada Dinas Pendidikan Tingkat Provinsi Jateng," ujarnya.
Apalagi, sejumlah guru juga menganggap LJUN tersebut memang terlalu tipis, sehingga mudah berlubang.
(waspada)
Silahkan posting komentar Anda