Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X tetap berupaya maju dalam pencalonan sebagai presiden melalui Partai Golkar.Namun demikian,Sultan juga masih akan melihat dulu keputusan rapat pimpinan nasional (rapimnas) Golkar yang digelar setelah pemilu legislatif 9 April mendatang.
"Itu terserah pada nominasi yang ditentukan oleh kabupaten dan provinsi, saya tidak tahu nanti ada nama saya atau tidak. Saya tetap lewat Partai Golkar, wongsaya kader Golkar dan sampai sekarang masih memiliki kartu anggota kok," ujarnya saat berkunjung ke Universitas Jember,Jawa Timur,kemarin. Anggota Dewan Panasihat Partai Golkar ini menampik anggapan roadshownya ke sejumlah daerah akhir-akhir ini untuk menggalang basis Golkar.
Soal mesin politik yang akan dia gunakan di luar Partai Golkar,Sultan masih bungkam."Nanti bekerja lewat jaringan,ya nggak mau membuka kartu,jangan dong, nanti saya seperti buka baju," ujarnya. Saat ini, partai yang resmi mengusung Sultan maju capres adalah RepublikaN.
Menurut analisa Sultan, parpol sekarang sebenarnya belum bisa memprediksi perolehan suara, sebab sistem perolehan suara legislatif menggunakan suara terbanyak. "Masalahnya partai harus dapat 25% perolehan suara legislatif, kalau tidak ya tetap harus koalisi, nggak mungkin nggak. Kalau tidak ada partai yang mengusung saya, ya mundur toh," katanya.
Siap Lepas Sultan
Sementara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar DIY kembali melakukan manuver politik. Melalui ketuanya, Gandung Pardiman, Golkar mempersilakan Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk mendampingi Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan presiden mendatang.
Sebelumnya,Partai Golkar DIY nggondeli Sultan jika hanya menjadi calon wakil presiden (cawapres). Gandung juga mengkritik Sultan sebagai calon presiden (capres) belum memiliki kendaraan politik atau dalam bahasanya gegedhen empyak kurang cagak (keinginan lebih besardarikemampuan).”Jika mau menerima pinangan PDIP no problem monggo kerso,” ujarnya di Gedung DPRD DIY kemarin.
Kendati tak menyoal Sultan maju cawapres, namun Gandung sangat memberikan apresiasi jika Raja Yogyakarta ini tetap memilih menjadi capres.Dia mengungkapkan, sampai saat ini, Sultan masih tetap menjadi salah satu nominator capres yang diusung oleh Golkar DIY. Selain itu, Golkar DIY juga mulai melakukan survei internal atas para nominator capres tersebut.“Hasil survei itu akan menjadi salah satu pertimbangan kita menetapkan capres,”bebernya.
Menurutnya, hasil survei itu selanjutnya dibawa dalam forum konvensi pascapemilu legislatif mendatang.Namun hasil survei itu bukan menjadi penentu utama,karena masih ada beberapa syarat lain yang harus dipenuhi.“Dalam konsepkami, capreslahyangharus mengikuti kriteria, bukan sebaliknya,” tegas Wakil Ketua DPRD DIY ini. Ketua DPD PDIP DIY AkhmadDjuwartomengakumasih terus melakukan upaya pendekatan terhadap Sultan.
Pihaknya allout dalam berusaha memperjuangankan duet Mega- Sultan dalam pemilu mendatang.” Yang jelas kami terus berupaya sehingga bisa mempersatukan kembali putraputri dua orang besar di negeri ini,”ujarnya. (sindo)
Silahkan posting komentar Anda