Mohammad Hasyim,ketua kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di TPS 03 Desa Sendir, Kecamatan Lenteng,Kabupaten Sumenep,kemarin ditemukan tewas bersimbah darah.
Korban ditemukan warga di tengah sawah, sekitar 1,5 km dari kediamannya, dengan tubuh penuh luka sayatan. Diduga,Hasyim tewas akibat dibunuhseseorang. Kapolsek Lenteng AKP Syakrani menyatakan pihaknya masih memeriksa sejumlah saksi. Dia belum mengetahui meninggalnya korban,apakah terkait dengan pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009 atau perkara lain.
”Saya tidak mau menduga-duga bahwa kematian korban ada hubungannya dengan pemilu kemarin.Semuanya masih butuh proses,”ungkap Syakrani. Meski demikian, Syakrani berjanji pihaknya akan mengusut tuntas kematian Hasyim.
”Tunggu saja hasil pemeriksaan saksi.Kami juga masih menunggu visum dari RSU Moh Anwar,”tegasnya. Kapolres Sumenep AKBP Umar Effendi membenarkan peristiwa tersebut.Hanya, dia membantah bahwa kematian Hasyim terkait tugasnya sebagai ketua KPPS.”Motifnya masih kami cari,” ujarnya.
Umar menerangkan, saat ini pihaknya masih memeriksa intensif dua saksi.Mereka adalah Supandi dan Soleh, yang mengaku pertama kali menemukan tubuh korban sekitar pukul 06.00 WIB. Berdasarkan kesaksian sementara kedua orang itu,Umar mengatakan bahwa korban tidak memiliki masalah apa pun saat pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS tempatnya bertugas. Proses yang dilalui pada 9 April lalu berjalan lancar. ”Di TPS korban tidak terjadi apa-apa,”kata dia.
Namun, anggota KPU I Gusti Putu Artha justru menyatakan ada indikasi tewasnya Hasyim terkait pemilu. Karena itu, Putu meminta semua jajaran penyelenggara pemilu untuk lebih waspada dalam bertugas.
”Kami baru saja dapat laporan aparat, salah satu ketua KPPS di Sumenep dibunuh saksi (saksi dari peserta pemilu).Kami saat ini menelusuri duduk persoalan yang terjadi,” kata Putu. Dia mengatakan perlu ada kewaspadaan ekstra bagi para penyelenggara pemilu,karena ancamannya sampai pada penghilangan nyawa. (sindo)
Silahkan posting komentar Anda