Ketua Laboratorium Flu Burung Universitas Airlangga Surabaya, Choirul Anwar Nidom, meminta masyarakat tidak meremehkan gejala influensa.
"Sekecil apa pun influensa, sangat berbahaya kalau tidak diwaspadai. Di Meksiko, Flu Babi timbul karena kekurangwaspadaan terhadap virus lemah influensa," kata Nidom, ketika dihubungi Tempo, Senin (27/4).
Menurut dia, virus Flu Babi yang mewabah di Meksiko merupakan gabungan virus-virus lemah yang ada di dalam tubuh babi. Penggabungan secara sempurna yang dilakukan oleh babi Meksiko inilah yang lantas menjadikan virus baru bernama Flu Babi tersebut.
"Semua ilmuan kaget dengan Meksiko ini. Ini sebenarnya virus lemah, tapi setelah berkoalisi secara sempurna antar sesama virus lemah, jadinya sangat ganas," terang dia.
Virus Flu Babi sendiri, secara umum sebenarnya hampir sama dengan Flu Burung. "Malah lebih ganas Flu Burung, tapi tingkat kecepatan untuk menimbulkan kematian lebih cepat Flu Babi karena saat ini sudah menular ke manusia," terang dia.
Karena sudah menjangkiti manusia, maka penularan Flu Babi sendiri diperkirakan akan lebih cepat karena tiap barang apa pun yang sempat kontak langsung dengan manusia yang terkena virus Flu Babi tersebut kemungkinan besar juga akan diikuti oleh virus tersebut.
Meski demikian, dari hasil penelitian yang dilakukan di laboratoriumnya, untuk saat ini belum ditemukan babi lokal Indonesia yang mengandung virus seperti virus Flu Babi di Meksiko.
Dari kesimpulan awal, tambah Nidom, virus Flu Babi sendiri bisa diobati dengan menggunakan obat Flu Burung, yaitu dengan Tamiflu. Saat ini laboratorium bantuan Jepang yang dikelolalnya ini juga masih terus memantau dan meneliti virus Flu Babi tersebut.(tempo)
Silahkan posting komentar Anda