Dinas Pendidikan (Dindik) akan membuat gebrakan baru dalam penggratisan biaya pendidikan.Khusus bagi siswa miskin berprestasi, Dindik akan menanggung semua biaya pendidikan, termasuk perlengkapan sekolah seperti seragam dan sepatu yang digunakan sehari-hari.
Kebijakan ini dilakukan karena pelaksanaan bantuan operasional pendidikan daerah (bopda) belum maksimal untuk membantu siswa miskin dalam mengenyam pendidikan. Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya Sahudi menuturkan, dalam pengucuran bopda memang diberikan penggratisan biaya pendidikan. Namun, sebagian besar siswa dari keluarga miskin tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan seperti seragam sekolah, sepatu, maupun uang saku. Kondisi itu membuat beberapa siswa miskin tidak bisa melanjutkan pendidikan.
Makanya, dalam waktu dekat Dindik membuka kesempatan bagi siswa miskin untuk memperoleh penggratisan pendidikan yang ditambah keperluan pribadi setiap hari. “Jadi, bantuannya tidak hanya kebutuhan pendidikan, semua kelengkapan siswa akan dipenuhi. Tapi program ini kami khususkan untuk siswa miskin saja,” ujar Sahudi kemarin. Mantan Kepala SMAN 15 Surabaya itu melanjutkan,jalur khusus itu sengaja diberlakukan mulai tahun ajaran 2009/2010 sehingga kesempatan siswa miskin untuk mengenyam pendidikan semakin terbuka lebar.
Cuma, siswa miskin yang bisa memperoleh peluang penggratisan sekolah dan perlengkapannya itu harus siswa yang berprestasi. “Banyak siswa miskin yang memiliki kemampuan lebih tidak bisa melanjutkan pendidikan,makanya dengan program ini kami bisa menampung semua siswa tersebut,” ungkap bapak yang telah dikaruniai tiga anak tersebut. Dindik tidak membatasi jumlah pendaftar dari keluarga miskin yang ingin menikmati program pendidikan dan perlengkapan gratis tersebut. “Pokoknya siswa dari keluarga miskin itu prestasinya bagus,langsung kami setujui,” imbuhnya.
Bahkan, kesempatan siswa untuk mengikuti kegiatan ekstra di sekolah seperti bimbingan belajar, olahraga, sampai kesenian, juga digratiskan.“ Untukbesarananggaran yang kami keluarkan masih menungguPemkot Surabaya,”katapria kelahiran Banyuwangi tersebut. Sahudi melanjutkan,untuk persyaratannya siswa miskin cukup menyerahkan surat keterangan tidak mampu (SKTM) atau kartu miskin lainnya yang diperoleh dari kelurahan atau RT/RW setempat.
Penyerahan bukti miskin itu dilampiri nilai dan prestasi di sekolah. Siswa miskin yang memperoleh penggratisan biaya pendidikan dan perlengkapan lainnya bisa konsentrasi untuk membantu orangtuanya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pihaknya menyadari, sebagian siswa miskin masih ada tuntutan untuk membantu kedua orangtuanya. “Kalau biaya pendidikan sudah gratis, perlengkapan gratis, uang saku gratis, siswa yang menjalani proses pendidikan bisa tenang.
Sebagian beban hidupnya bisa terbantu,” terangnya. Ketua Dewan Pendidikan Jatim Zainuddin Maliki menyatakan,siswa yang masuk dalam rekomendasi miskin jangan sampai dipersulit untuk meraih akses pendidikan. Selama ini program sekolah gratis kadang tidak sampai di tangan siswa miskin. Data yang dipergunakan Dindik Surabaya untuk memberikan bantuan kepada siswa miskin juga harus akurat.Pasalnya,perubahan miskin tidak bisa lagi dihitung dalam ukuran tahun.
Bisa saja orang menjadi miskin dalam waktu yang sangat cepat. “Bila perlu,ada juga pengecekan di lapangan sehingga pelaksanaan program bisa tepat sasaran. Jangan sampai mengandalkan data mentah dari hasil survei sementara,” ungkapnya. (sindo)
Silahkan posting komentar Anda