Tiga orang mahasiswa dalam rombongan Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Hasanuddin (Unhas) yang mengikuti World Choir Championship 2009 di Gyeongnam, Korea Selatan,positif flu babi.
Ketua Rombongan Tim PSM Unhas Anas Iswanto Anwar Makkatutu, yang kini juga berada di Korea Selatan mendampingi mahasiswa, membenarkan adanya tiga orang mahasiswa yang kini positif tertular virus H1N1 itu. Akibat adanya tiga orang mahasiswa Unhas yang positif flu babi, rencana kepulangan ke Indonesia hari ini, batal. Pemerintah Korea Selatan belum mengizinkan 32 anggota tim PSM Unhas kontak dengan dunia luar sebelum melewati masa inkubasi atau dinyatakan bebas dari virus itu.
“Rencana kami untuk pulang hari (kemarin) ini dibatalkan karena tiga anggota tim yang positif flu babi itu,”ujar Anas yang dihubungi melalui sambungan telepon kepada Seputar Indonesia tadi malam. Dia menceritakan,ketiga anggota tim PSM Unhas sejak kemarin malam kondisinya sangat lemah dan demam tinggi. Sehingga, pagi kemarin, tim dokter Korea sudah melakukan tindakan dan saat ini sedang diisolasi. Mereka terdiri atas,dua orang perempuan dan satu orang laki-laki.“Mereka bertiga sangat lemah, sejak kemarin, tidak pernah menyentuh makanan,” kata Anas.
Lebih lanjut, dosen Fakultas Ekonomi Unhas itu menjelaskan, hingga kemarin,tim paduan suara Unhas masih di karantina di Asrama InDokJae Inja University Gimhae Gyeongnam bersama dua tim lainnya, dari Manado dan Bitung, serta satu orang dari India.“Sampai hari ini (kemarin) sudah 3X24 jam kami di karantina dan tidak bisa kontak dengan masyarakat luar,”katanya. Di Indonesia, Rektor Unhas Prof Dr Idrus A Paturusi yang terus memantau perkembangan, membenarkan adanya mahasiswa Unhas yang positif flu babi.
“Dua orang sekarang sementara dirawat di rumah sakit. Sudah positif. Lainnya suspect karena sudah sering kontak,”kata Idrus. Mantan Dekan Fakultas Ilmu Kedokteran Unhas itu mengatakan, virus jenis itu membutuhkan masa inkubasi selama tujuh hari untuk penyembuhan. Dia mengatakan, kebijakan Pemerintah Korea Selatan yang menunda kepulangan tim dari Unhas bisa dipahami. Dia mengatakan, penyakit endemik seperti itu memang harus ditangani tuntas dulu.
Setelah dinyatakan bersih baru boleh kontak dengan orang lain. Mengenai keluhan anggota tim sebelumnya mengenai kurang bagusnya pelayanan utamanya soal makanan di Korea, Idrus mengatakan, kemarin sudah teratasi. “24 jam pihak kedutaan besar Indonesia di Korea siap di sana,” kata Idrus. Sebagaimana diberitakan,keberangkatan 32 orang dari Unhas ke Korea Selatan dalam rangka mengikuti World Choir Championship 2009 di Gyeongnam,Korea Selatan.
Batasi Kunjungan
Anggota Komisi IV DPRD Sulsel meminta Dinas Kesehatan Sulsel memberikan panduan cara menghindari virus flu babi kepada warga Sulsel yan hendak ke luar negeri. Menurut dia, seharunya Dinkes tidak sebatas mengimbau warga agar membatasi bepergian ke negara yang sedang terjangkit virus H1N1.
Lebih dari itu,warga seharusnya diberi bekal informasi tentang cara menghindari virus flu babi saat berada di pesawat ataupun saat di luar negeri.Selain memberi informasi, warga juga sebaiknya dibekali dengan obat anti virus.“Apakah hal seperti itu sudah dilakukan Dinas Kesehatan? Saya kira itu jauh lebih penting ketimbang sekadar mengimbau agar warga membatasi diri ke luar negeri,”ujar Madjid. Sebelumnya,Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Rachmat Latief mengimbau seluruh warga Sulsel untuk membatasi kunjungan ke luar negeri, terutama ke negara yang diketahui menjadi daerah berjangkitnya virus flu babi.
“Kami imbau masyarakat Sulsel sementara waktu ini membatasi kunjungan ke negara yang sedang dilanda wabah flu babi,” ujar dia kemarin. Dinkes disebutnya tetap melakukan upaya antisipasi flu babi dengan mengintensifkan penjagaan di pintu masuk seperti bandara dan pelabuhan laut. Upaya itu semakin ditingkatkan menyusul ditetapkannya Indonesia sebagai salah satu negara dengan status kejadian luar biasa (KLB).
Alat pendeteksi panas tubuh berupa Thermal Scanner saat ini masih di pasang di bandara Hasanuddin Makassar untuk mendeteksi penumpang yang mengalami demam. “Kami sudah sangat siap mengantisipasi penyebaran flu babi itu di Sulsel.Prosedurnya penangannnya sama ketika virus itu pertama kali diinformasikan mewabah,”ujar dia.
Dinkes saat ini juga sudah menyiapkan puluhan ribu obat antivirus Tamiflu yang disebar di seluruh puskesmas di Sulsel.Tamiflu tersebut guna mengantisipasi potensi munculnya flu babi di masyarakat pedesaan.“Obat itu bisa diperoleh secara gratis di puskesmas,” ujar Rachmat.
Daerah Siaga Flu Babi
Sejumlah daerah di Indonesia menyiapkan langkah-langkah strategis demi mengantisipasi persebaran virus influenza A (H1N1) atau flu babi yang semakin meluas. Di Jawa Timur (Jatim), Gubernur Soekarwo menginstruksik pihak-pihak terkait, termasuk Dinas Kesehatan (Dinkes), agar memperketat deteksi orangorang yang datang dari luar negeri, terutama dari negara terjangkit flu babi. Selain itu,dia meminta seluruh bupati/wali kota se-Jatim agar waspada pada penularan virus flu babi ini.
“Kami akan membuat surat edaran pada bupati/ wali kota agar melakukan langkah- langkah deteksi dini terhadap persebaran virus ini sehingga segera ditangani,” ujar Soekarwo di Surabaya,Jatim,kemarin. Di Jatim, hingga kemarin, telah ditemukan tiga kasus positif flu babi.Ketiga pasien yang masih satu keluarga itu ditempatkan di ruang isolasi RSU dr Soetomo,Surabaya. Kondisi ketiga pasien yang berinisial H, G, dan P ini berangsur membaik. Selain tiga pasien positif, RSU dr Soetomo juga merawat tiga pasien suspect flu babi.Ketiganya merupakan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Taiwan dan Hong Kong.
Di Yogyakarta, Pemprov DIY dan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berupaya mencegah penyebaran flu babi. Pemkot Yogyakarta bahkan menerjunkan tim gerak cepat pemantau penyebaran penyakit ini. Pemkot Yogyakarta menerjunkan tim dengan memanfaatkan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sebagai rujukan awal. “Tim gerak cepat tersebut terdiri atas dua DSO (district surveillance officer) yang akan dibantu satu petugas surveillance di 18 puskesmas yang ada di wilayah Kota Yogyakarta,”ujar Wakil Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta kemarin.
Jumlah pasien suspectflu babi di Yogyakarta yang dirawat di Rumah Sakit (RS) dr Sardjito saat ini enam orang setelah awalnya hanya merawat satu pasien.Pasien yang dirawat di RS dr Sardjito Yogyakarta terdiri atas tiga pelajar yang baru saja pulang dari Amerika Serikat setelah mengikuti program pertukaran pelajar dan seorang paramedis yang melakukan kontak dengan pasien pertama yang masuk rumah sakit ini.Adapun dua pasien lainnya juga pelajar.
Sementara itu,Kepala Dinkes Jawa Barat (Jabar) Alma Lucyati mengungkapkan, pihaknya bersama pihak terkait sudah menyamakan persepsi dan langkah penanganan, baik pencegahan maupun pengobatan flu babi. “Status KLB tentu memengaruhi kinerja kita. Beruntung di Jabar sudah siaga, jadi setidaknya kita sudah mulai kerja siaga,” kata Alma seusai rapat koordinasi di Kantor Dinkes Jabar Jalan Pasteur, Bandung, kemarin. Seluruh puskesmas di Jabar akan melakukan pemantauan yang lebih proaktif terhadap persebaran virus flu babi.
Untuk pencegahan, Dinkes berupaya menyadarkan masyarakat terhadap pola hidup bersih. Kemarin, pasien yang dirawat di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung berinisial EY,37,dinyatakan positif flu babi. Menurut Direktur Utama RSHS Cissy RS Prawira, berdasarkan hasil dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Departemen Kesehatan (Depkes), dari tiga kali sampel yang dikirimkan, Nyonya EY positif flu babi.
“Jadi sudah ada tiga orang yang positif, dua sudah kita pulangkan dan satu lagi masih kita rawat,” kata Cissy saat konferensi pers di RSHS kemarin. Hingga kemarin, secara keseluruhan, termasuk pasien yang sudah pulih dan dipulangkan, RSHS telah merawat 12 suspect flu babi dengan 3 di antaranya positif. (sindo)
Silahkan posting komentar Anda