DPD I Partai Golkar Sulawesi Barat (Sulbar) memberi sinyal mengusung dua incumbent yang akan maju di Pilkada Mamuju dan Mamuju Utara (Matra) 2010 mendatang.
Khusus di Mamuju, partai pemenang Pemilu Legislatif 2009 lalu di provinsi termuda di Indonesia tersebut, memastikan mengusung kembali Suhardi Duka yang saat ini menjabat sebagai bupati, sekaligus Ketua DPD II Golkar Mamuju. “Daerah ini sudah pasti mengusung kader. Tentu peluang incumbent sangat terbuka mengendarai partai,”tandas Ketua DPD I Golkar Sulbar Anwar Adnan Saleh didampingi Sekretaris DPD I Golkar Hamzah Hapati Hasan, serta Wakil Ketua OKK DPD I Asri Anas, kepada wartawan seusai menutup pembekalan caleg terpilih Golkar se-Sulbar di Hotel Clarion, Kota Makassar,kemarin.
Sementara di Matra, Partai Golkar masih menunggu sikap resmi Abdullah Rasyid. Bila masih ingin oppo (terpilih dua kali)di periode kedua, 2010-2015, partainya siap memberikan tempat.Hanya saja,kepastian mengusung incumbent Matra ini akan dibicarakan terlebih dahulu. Sebab, Abdullah merupakan Ketua DPD PDIP Sulbar. “Karena dia (Abdullah) berasal dari PDIP, tentu harus ada pembicaraan-pembicaraan dulu. Apalagi,Wakil Bupati Matra saat ini juga Ketua DPC PDIP. Ini semua harus dibicarakan di internal dulu.
Saya kira peluangnya terbuka dan tidak tertutup,” kata Anwar yang juga Gubernur Sulbar ini. Terkait kesiapan partainya berkoalisi dengan PDIP mengusung Abdullah, dia mengaku akan melakukan pertemuan khusus di Matra pada Kamis (27/8). Hanya, Anwar tidak menyebutkan siapa-siapa saja yang bakal dilibatkan di pertemuan konsolidasi tersebut. “Kebetulan saya punya kegiatan pada hari itu di Matra.Tentu, bisa dimanfaatkan melakukan konsolidasi,khususnya ke jajaran kader Golkar untuk membahas mengenai persiapan pilkada,” ujar mantan anggota DPRD Sulsel ini.
Sementara itu, menjelang pelaksanaan pilkada di dua kabupaten di Sulbar,Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) meminta bakal calon bupati dan stasiun radio memerhatikan aturan penyiaran. Sebab,jangan sampai ada figur tertentu melakukan sosialisasi di luar batas kewajaran.
“Termasuk mengenai iklan atau ucapan selamat, harus diperhatikan durasinya. Begitu pun tema-tema yang diangkat, jangan sampai justru menimbulkan provokasi lewat media. Ini semua harus diantisipasi,”tandas anggota KPID Sulbar Andi Rannu kepada SI. (sindo)
Silahkan posting komentar Anda