Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan, tingkat antusiasme masyarakat Sulsel untuk berpartisipasi pada pemilu legislatif 9 April sangat tinggi.
Koordinator LSI Wilayah Sulawesi Maluku Herman Heizer mengatakan, tingkat antusiasme masyarakat tersebut mencapai 97%. Dia mengatakan, jawaban antusias masyarakat itu diberikan untuk pertanyaan, apakah Anda sangat antusias,cukup antusias, kurang antusias, atau tidak antusias sama sekali untuk berpartisipasi pada pemilu legislatif.”Angka 97% itu merupakan gabungan jawaban responden yang menyatakan cukup antusias dan sangat antusias,” jelas Herman kepada SINDO kemarin.
Namun, Herman menegaskan angka partsipasi itu tidak berkorelasi langsung dengan perkiraan jumlah pemilih yang akan golput. Dijelaskan, tidak mutlak 97% masyarakat itu benarbenar akan mencontreng pada pemilu. Bisa jadi seseorang antusias ingin ikut pemilu,namun akhirnya gagal mencontreng karena terkendala faktor teknis, misalnya tidak terdaftar pada DPT, punya urusan lain pada hari H pemilu,dan lain-lain. Menurut Herman, golput itu digolongkan menjadi dua jenis, yakni golput ideologis dan golput teknis.
Golput ideologis adalah mereka yang menolak ikut pemilu karena menganggap pemilu tidak ada gunanya.Sedangkan,golput teknis adalah mereka yang tidak memilih lantaran faktor teknis, seperti tidak terdaftar, atau sedang berhalangan pada saat pencoblosan karena berbagai urusan. Berdasarkan survei LSI, angka golput ideologis itu sebesar 3%-5% saja,sedangkan golput teknis tidak dapat dipastikan jumlahnya.Namun, berdasarkan pengamatan LSI, jumlah rakyat yang akan mencontreng pada pemilu legislatif sebanyak 70-75%.
Atau, angka golput di Sulsel diperkirakan mencapai 25%-30%. Menurut dia, ada kecenderungan peningkatan partisipasi masyarakat Sulsel menggunakan hak pilihnya, khususnya pasca pilgub Sulsel digelar November 2007 lalu. Pada setiap pilkada bupati dan wali kota, terdapat peningkatan partisipasi 3%- 7%.Tren peningkatan itu diperkirakan masih terus berlangsung hingga pemilu legislatif.
Tingginya antusiasme masyarakat menyambut pemilu bisa dipicu berbagai faktor, antaralain akibat iklan pemilu di media massa dalam skala masif dan bersifat serentak. Masyarakat disebutkan benar- benar akan memperlakukan pemilu kali ini sebagai ajang pesta demokrasi. Namun,kenyataan partisipasi masyarakat pada pemilu nanti bisa saja tidak seperti itu.Menurut Herman, jawaban responden itu diberikan saat mereka didatangi oleh surveyor LSI di rumah masingmasing. Sedangkan,pada pemilu nanti,justru masyarakat yang harus mendatangi TPS memeberikan hak suaranya.
”Intinya, masyarakat sangat menyambut baik pemilu kali ini,”tandas Herman. Caleg DPRD Sulsel dari Partai Golkar Madjid Tahir mengatakan,wajar saja masyarakat antusias ikut pemilu kali ini. Itu antara lain disebabkan oleh kampanye caleg yang telah berlangsung lama. Angka golput diperkirakan tidak tinggi karena semua caleg bekerja menyosialisasikan pemilu.
”Golput bisa jadi tidak besar karena aturan suara terbanyak. Saat ini, semua caleg bekerja mempromosikan dirinya sehingga rakyat benar-benar menyambut pemilu,” ujar Madjid. (sindo)
Silahkan posting komentar Anda