Wacana Partai Golkar memosisikan diri sebagai partai pendukung presiden terpilih semakin menguat. Pilihan ini dinilai akan menggali kuburannya sendiri.
Pengamat sosial politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Agus Suryadi mengakui sebagian elite Golkar akan memanfaatkan peluang dalam Rapat Kerja Pimpinan Nasional (Rapimnas) Agustus mendatang untuk mendekatkan diri kepada presiden terpilih.Wacana tersebut terus menguat seolaholah partai berlambang pohon beringin tersebut tidak percaya diri berada di luar pemerintahan.
”Jika Golkar tetap memilih mendukung pemerintahan, sama saja menggali kuburannya sendiri,” tandas Suryadi yang juga dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU itu kepada harian Seputar Indonesia di Medan kemarin. Agus menyatakan keinginan mendukung pemerintahan SBYBoediono merupakan kepentingan kekuasaan sesaat yang justru semakin jauh menenggelamkan Golkar. Beberapa kelompok elite terkesan memaksakan diri menyelamatkan kepentingan kekuasaan pribadi dan tidak melihat masa depan Golkar ke depan.
”Ini skenario besar untuk mengobok-obok Golkar biar semakin terpuruk,” ujar Sekretaris Magister Studi Pembangunan (MSP) FISIP USU itu. Dia menambahkan, masyarakat dan kader Golkar sebenarnya ingin melihat partainya berada di luar kekuasaan serta melakukan oposisi terhadap pemerintah. Seharusnya, Golkar mengakomodasi hal itu agar kepercayaan masyarakat kembali tumbuh. Sementara itu,Sekretaris DPD I Partai Golkar Sumut A Karim Lubis mengaku bahwa pihaknya belum sampai pada pembahasan wacana, apakah harus beroposisi atau tidak.
Hal itu hanya akan dibahas dalam musyawarah nasional (munas). ”Kami masih dalam tahap pembicaraan figur siapa yang akan diusung sebagai ketua umum setelah Jusuf Kalla,’’ paparnya. (sindo)
Silahkan posting komentar Anda