Walaupun sejumlah DPD I dan DPD II Partai Golkar telah menyatakan dukungannya pada salah satu calon ketua umum,bukan berarti dukungan tersebut tidak dapat berubah kembali menjelang Musyawarah Nasional (Munas) 4 Oktober mendatang.

Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Agus Suryadi mengatakan belum ada yang dapat menjamin dukungan sejumlah DPD I dan DPD II tidak akan berubah hingga detik-detik terakhir pemilihan.Faktor politik uang masih kental terjadi dalam Munas mendatang. “Peta dukungan dapat saja berubah sewaktu-waktu, jika pragmatisme masih jadi bagian dari penentu dukungan,” terang Sekretaris Magister Studi Pembangunan (MSP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU kepada Harian Seputar Indonesia (SI) kemarin.

Belajar dari pengalaman Munas sebelumnya di Bali, dukungan sejumlah DPD II yang sebelumnya ke Akbar Tanjung,dapat beralih seketika menjelang pemilihan dilakukan. Hal itu dapat berulang kembali dalam Munas di Pekan Baru nanti.Apalagi dalam Munas mendatang, kata Agus, DPD II masih memiliki hak suara.Berarti ada ratusan DPD II yang dapat menjadi penentu siapa yang layak terpilih menjadi ketua umum. Menurut dia, indikasi politik uang dapat dilihat dari beberapa DPD I dan II yang belum secara nyata menyatakan dukungannya.Mereka hanya mengutus staf ketua untuk menghadiri deklarasi dukungan pada calon tertentu untuk mengisyaratkan bahwa hal itu belum menjadi keputusan resmi.

Menurut Agus, jika pilihan tidak berdasarkan pragmatisme tapi lebih pada idealisme untuk membangun Golkar yang lebih baik,maka pilihan sudah ditetapkan jauh hari sebelumnya.Tidak lagi menentukan pilihan hingga hari akhir menjelang Munas. Maka itu, patut disesalkan sebenarnya ketika banyak DPD I dan II yang hingga sekarang belum juga menentukan pilihan. Sikap tersebut cenderung hanya mengedepankan pragmatisme belaka.Karena semakin lama pilihan diputuskan maka semakin tinggi bargaining position(posisi tawar) yang diharapkan.

Golkar,menurut dia,tidak akan mampu dikembalikan kejayaannya jika sistem pemilihan ketua umum masih didominasi dengan pragmatisme dan politik uang.Karena jika itu yang terjadi, maka figur yang memiliki banyak uang yang akan terpilih. Seperti yang diketahui sebelumnya, sebanyak 83 DPD II se-Sumatera menyatakan dukungannya ke Surya Paloh pada 8 Septermber lalu di Medan.Namun beberapa hari kemudian sejumlah DPD II yang sebelumnya menyatakan dukungan ke Surya Paloh malah berkilah bahwa mereka belum menentukan pilihan.

Setelah itu, dukungan sebanyak 22 DPD II se-Sumut-NAD ke Aburizal Bakrie dideklarasikan dalam silaturahmi pada 17 September lalu di Medan.Dalam deklarasi tersebut juga disinggung bahwa dukungan sebelumnya yang mengatasnamakan 83 DPD II se-Sumatera tidak benar. Sekretaris DPD I Partai Golkar Sumut A Karim Azhar ketika menanggapi masih banyaknya DPD I dan DPD II yang belum menentukan pilihan politik jelang Munas mendatang mengatakan bahwa jumlahnya tidak terlalu besar.Dalam Rapimda yang baru dilakukan beberapa hari lalu, sebahagian besar DPD II dalam pandangan umumnya sudah menyatakan dukungan ke Surya Paloh.

“Hanya tiga yang tak hadir yaitu Mandailing Natal, Nias dan Dairi. Selebihnya 30 DPD II yang hadir sudah menyatakan akan mendukung ke Surya Paloh,”katanya. Sedangkan DPD I Sumut jauh hari sudah menyatakan dukungan ke Surya Paloh. Karena dukungan tersebut murni melihat visi yang dibawanya, bukan alasan pragmatisme semata. (sindo)