Presiden PKS Tifatul Sembiring mengingatkan SBY agar berhati-hati merangkul PDIP. Dia ragu PDIP akan all-out membantu SBY bila berada dalam lingkaran koalisi. Sebab, masih ada tarik ulur yang cukup kencang antara kelompok prokoalisi dan prooposisi di internal partai berlambang banteng moncong putih itu.
''Apakah kader PDIP dan strukturnya sudah qonaah (ikhlas, Red) dan tenteram kalau berkoalisi. Apalagi, saat mengajukan gugatan sangat seru begitu,'' kata Tifatul Sembiring di Jakarta kemarin (20/8). Dia mengakui kursi PDIP di DPR memang cukup signifikan. Namun, tak ada jaminan mereka solid mendukung pemerintahan SBY.
Tifatul beranalisis mengapa PDIP terdorong untuk berkoalisi dengan SBY. Salah satu pemicunya, menurut dia, adalah suksesi besar Kongres PDIP pada April 2010. Kalau Megawati jadi lengser dan penggantinya bukan dari trah Soekarno, misalnya Puan Maharani atau Guruh Soekarnoputra, tantangan yang dihadapi PDIP akan semakin berat.
Proses beroposisi selama lima tahun terakhir telah membuat sumber daya PDIP menjadi terbatas. ''Tidak ada yang di pemerintahan, bisnis kurang mau mendekat,'' katanya. Apalagi, kalau ke depan, dengan kepemimpinan baru PDIP tetap beroposisi.
''Maka, Pak Taufiq (Ketua Dewan Pertimbangan Pusat/Deperpu PDIP Taufiq Kiemas, Red) lebih rasional. Kalau memasukkan beberapa kadernya ke jajaran kabinet SBY, PDIP tentu mendapat 'setrum' baru,'' ujarnya.
Tifatul berpandangan, PDIP sebaiknya tetap beroposisi. Itu bukti konsistensi PDIP sebagai partai penantang. Di lain pihak, DPR juga bisa terhindar dari potensi kemandulan. Karena dengan PDIP, kekuatan pendukung pemerintah di parlemen sudah mencapai 70 persen. Belum lagi kalau Golkar ikut bergabung.
''Membangun negara tidak harus lewat kabinet. Jika saya PDIP, saya akan terus beroposisi biar rakyat tidak bingung ini pelajaran politik model apa,'' ujarnya. PKS khawatir jatah kursinya terganggu? ''Itu beres sebelum pilpres,'' jawabnya lantas tertawa.
Soal ketua MPR yang diisukan telah diplot untuk Taufiq Kiemas, Tifatul memastikan belum ada kesepakatan final. ''Kami dengan rekan-rekan koalisi yang lain belum membicarakannya,'' tegasnya.
Dia mempertanyakan apakah SBY merasa aman kalau kader PDIP, yakni Taufiq Kiemas, menjadi ketua MPR. ''Selama ini, SBY aman karena Pak Hidayat Nur Wahid (kader PKS, Red) juga menjadi ketua MPR,'' kata Tifatul.
Kubu PDIP mengklaim sudah ada kesepakatan dengan Partai Demokrat untuk mengusung Taufiq Kiemas sebagai ketua MPR. Sebelumnya, Wasekjen DPP PKS Zulkieflimansyah mengatakan, PKS tidak tertarik ikut memperebutkan kursi ketua MPR. Alasannya, kader PKS Hidayat Nur Wahid sudah menjabat ketua MPR periode 2004-2009.
Sementara itu, sinyal bakal merapatnya PDIP ke SBY memang semakin nyata. Rabu malam lalu, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Hadi Utomo dan Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) di DPR Syarief Hasan mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam kesempatan itu, Taufiq Kiemas yang mendampingi Megawati mengucapkan selamat atas kemenangan SBY.
Di tempat terpisah, anggota Deperpu PDIP Sabam Sirait menegaskan bahwa PDIP dan Demokrat dalam pertemuan Rabu malam sama sekali tidak membicarakan kemungkinan koalisi di kabinet. Pembicaraan hanya menyentuh persoalan pimpinan DPR dan MPR. ''Kalau boleh tentu kami ingin semua bisa mufakat saja,'' ujarnya saat ditemui di gedung DPR.
Mengenai ucapan selamat untuk SBY, Sabam memastikan itu bukan karena mitra koalisi mereka, yakni Prabowo dan Gerindra sudah melakukannya terlebih dahulu. ''Masak partai kami didorong-dorong baru maju. Pasangan SBY-Boediono sudah dinyatakan resmi terpilih oleh KPU, jadi boleh dong,'' kata Sabam.
Ketua FPD di DPR Syarief Hasan mengungkapkan, PDIP memang telah memutuskan untuk mencalonkan Taufiq Kiemas. ''Demokrat menghargai itu. Tapi, kami menyerahkannya kepada mekanisme saja,'' ujarnya. (jwpos)
Silahkan posting komentar Anda